Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Mau Investasi Tetap Cuan di Segala Kondisi? Diversifikasi Saja

        Mau Investasi Tetap Cuan di Segala Kondisi? Diversifikasi Saja Kredit Foto: Reuters/Benoit Tessier
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pertumbuhan ekonomi dunia selama 1- 2 tahun ke depan diprediksi terus mengalami penurunan karena masih menghadapi tantangan kenaikan suku bunga hingga meroketnya harga komoditas seperti energi dan makanan yang berakibat tertekannya daya beli konsumen. Oleh karena itu, masyarakat dunia, baik di negara maju maupun berkembang perlu bersiap menghadapi tantangan ini.

        “Meskipun volatilitas pasar global saat ini tinggi, kondisi ekonomi Indonesia tampak lebih tangguh. Baik pasar modal, hingga, mata uang Rupiah cukup bertahan bahkan cenderung menguat di tengah sentimen global yang sedang terjadi,” ujar Presiden Direktur PT BNP Paribas Asset Management  (PT BNP Paribas AM) Priyo Santoso, pada acara Media Briefing Penandatanganan Kerja Sama Bank BTPN dan PT BNP Paribas AM di The Langham di Jakarta, Rabu (21/9/2022).

        Dia menjelaskan, melalui kerja sama tersebut, Bank BTPN dan PT BNP Paribas AM bermitra untuk menawarkan solusi investasi guna mendukung kebutuhan investasi di segala kondisi. Dengan begitu, Bank BTPN kini menyediakan bagi para nasabahnya BNP Paribas Rupiah Plus untuk reksa dana pasar uang, BNP Paribas Prima II dan BNP Paribas Prima USD untuk reksa dana pendapatan tetap, dan BNP Paribas Pesona untuk reksa dana saham. Baca Juga: Lonjakan Harga Komoditas, Inflasi, hingga Kenaikan Suku Bunga: Gimana Prospek Investasi di Indonesia?

        Sementara itu, bagi nasabah yang ingin masuk ke pasar saham global, Bank BTPN juga menyediakan reksa dana saham syariah berbasis efek luar negeri yaitu BNP Paribas Cakra Syariah USD yang fokus berinvestasi ke pasar saham di negara maju seperti Amerika Serikat, Eropa, dan Jepang dan menerapkan proses pemilihan saham menggunakan filter ESG (Environment, Social, and Governance).

        “Kondisi ini sebetulnya dapat dilihat bukan sebagai short term pain melainkan long term gain bagi Indonesia. Meski akan ada dampak kenaikan inflasi dan tertekannya daya beli masyarakat dalam jangka pendek, kami mengharapkan laju inflasi sudah lebih normal pada 2023. Selain itu, kondisi anggaran pemerintah juga diperkirakan tetap kuat sehingga dapat menjaga kepercayaan investor kepada para pemangku kebijakan. Inilah yang menjadi modal bagi kesinambungan kepercayaan berinvestasi dan pertumbuhan ekonomi Indonesia di jangka panjang," Priyo menambahkan.

        Melihat kondisi ini, Head of Wealth Management Business Bank BTPN Helena mengatakan secara fundamental, ekonomi Indonesia saat ini masih memiliki peluang dan prospek yang sangat baik ke depannya.

        "Kita bisa melihat adanya data pertumbuhan PDB, aktivitas ekspor terutama komoditas energi, pendapatan negara yang terus berkembang dan ruang kebijakan yang masih luas, meskipun terdapat beberapa hal yang patut diwaspadai dalam berinvestasi di sisa akhir tahun 2022. Oleh karena itu, penting bagi investor untuk terus aktif memantau kondisi ekonomi dan pasar saat ini,” ungkap Helena pada kesempatan yang sama.

        Helena juga menegaskan untuk tetap berinvestasi sesuai profil risiko dan tujuan investasi agar tetap aman dan dapat mengatur portofolio investasi dengan sesuai. “Pembagian investasi ini harus dibarengi dan disesuaikan dengan profil risiko kita, guna menemukan strategi investasi terbaik guna mencapai tujuan investasi kita.”

        Menurutnya, strategi investasi yang bisa dilakukan investor di tengah masih adanya ketidakpastian, khususnya pada triwulan IV tahun 2022 yakni dengan melakukan diversifikasi dalam investasi pada beberapa kelas aset sebagai langkah memitigasi risiko.

        Pembagian porsi bisa dilakukan ke beberapa jenis investasi sesuai dengan profil risiko investor seperti pasar uang (deposito, reksa dana pasar uang), obligasi (obligasi pemerintah, reksa dana pendapatan tetap), dan saham (efek saham, reksa dana saham).

        “Kami berharap, hadirnya produk investasi ini semakin melengkapi produk wealth management guna menyediakan kebutuhan investasi dalam segala kondisi, yang sejalan dengan visi dan komitmen perusahaan untuk senantiasa memberikan layanan menyeluruh kepada nasabah di seluruh Indonesia,” tutup Helena.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajar Sulaiman
        Editor: Fajar Sulaiman

        Bagikan Artikel: