Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Wapres Minta MUI Jawa Tengah Terus Tegakkan Khittah Ishlahiyah

        Wapres Minta MUI Jawa Tengah Terus Tegakkan Khittah Ishlahiyah Kredit Foto: Humas Wapres
        Warta Ekonomi, Semarang -

        Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin hari ini meresmikan Gedung Kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Tengah (Jateng) di Aula Masjid Raya Baiturrahman, Jl. Pandanaran No. 126, Semarang, Jawa Tengah, Jumat kemarin.

        Seiring dengan berdirinya gedung baru yang diberi nama Gedung Dr. K.H. Muhammad Ahmad Sahal Mahfudh ini, Wapres meminta segenap jajaran pengurus dan anggota MUI Jateng agar semakin bersemangat dalam menegakkan khittah (garis perjuangan) MUI yakni melakukan perbaikan dalam berbagai hal.

        “Khittah MUI adalah khittah melakukan perbaikan (islahiyah) melalui berbagai kegiatan, bukan mencari kekuasaan atau kemuliaan, tapi mencari perbaikan-perbaikan,” tegas Wapres dalam keterangan tertulinsya, Sabtu (24/9/2022).

        Baca Juga: Wapres: Semua Orang Harus Patuh pada Penegakan Hukum

        Adapun salah satu contohnya, lanjut Wapres, adalah dengan berdakwah mengajak umat kepada kebaikan dengan cara yang baik. Menurutnya, arti kebaikan di sini merujuk pada dua hal yakni memberikan kemanfaatan dan menghilangkan kemudharatan (keburukan).

        “Dakwah kita harus itu, jangan justru sebaliknya, menimbulkan kemudharatan dan tidak membawa (manfaat) apa-apa,” tegasnya.

        Lebih lanjut, Wapres mencontohkan suatu kebaikan yang masuk kategori memberikan kemanfaatan adalah gerakan berzakat, berinfak, berwakaf, dan bersedekah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan membangun berbagai fasilitas umum.

        “Gerakan mengembangkan dana-dana umat Islam dalam rangka menangkal kemiskinan, kemudian juga untuk membangun fasilitas-fasilitas fisik itu termasuk kelompok kebaikan yang bermanfaat,” terangnya.

        Selain itu, sambung Wapres, kebaikan yang memberikan kemanfaatan juga dapat berupa sesuatu yang bersifat non fisik, seperti pemikiran dan kajian yang baik.

        “Inisiatif, ide, gagasan yang baik itu adalah perbaikan yang bermanfaat yang bersifat non fisik,” ujarnya.

        Kemudian terkait kebaikan yang masuk kategori menghilangkan kemudharatan, Wapres mencontohkan dengan upaya menjaga persatuan dan kerukunan umat manusia.

        Baca Juga: Bagikan Bantuan Baznas di Semarang, Wapres Harapkan Mustahiq Jadi Muzakki

        “Sekarang banyak informasi yang tidak benar (hoaks) dan ini bisa memecah belah persatuan dan menimbulkan kesalahpahaman. Oleh karena itu, kita juga harus menangkalnya dalam rangka menghilangkan kemudharatan. Ini bagian yang harus dilakukan dalam dakwah kita,” ungkapnya.

        Contoh lainnya, lanjut Wapres, pemeriuntah melakukan antisipasi kemungkinan terjadinya krisis energi, krisis pangan, krisis finansial juga dapat diartikan sebagai kebaikan yang masuk kategori menangkal kemudharatan.

        “Menurut Syech Nawawi Al-Bantani, bahaya yang diduga akan datang saja wajib ditangkal, apalagi yang sudah nyata. Ini tugas-tugas kita dalam melakukan dakwah,” tuturnya.

        Lebih jauh, selain menegakkan khittah MUI, pada kesempatan ini Wapres juga meminta MUI Jateng untuk turut mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah. Menurutnya MUI Jateng harus membantu meluruskan pandangan keliru bahwa mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah adalah wujud cinta dunia yang dapat melalaikan urusan akhirat.

        “Sekali lagi Syech Nawawi Al-Bantani mengatakan yang dimaksud cinta dunia yang membahayakan akhirat adalah mencari rizki dengan melanggar larangan-larangan (agama),” terang Wapres.

        Sedangkan mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah, kata Wapres, justru sebaliknya yaitu bentuk mencari rizki dengan tetap mematuhi aturan-aturan agama.

        “Mencari rizki dengan tetap menjaga hak-hak Allah, tanpa melalaikan kewajiban itu tidak menjadi dalil butanya mata hati kita, sehingga terlalu cinta dunia dan melupakan akhirat. Bahkan mengembangkan ekonomi syariah adalah jihad yang besar karena bentuk mencari rizki untuk kepentingan keluarga dan masyarakat dengan tetap menjaga hak Allah dan tidak menyiakan masalah ajaran agama. Di sini saya mengatakan pentingnya ekonomi syariah,” pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
        Editor: Bayu Muhardianto

        Bagikan Artikel: