Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Muka 'Jutek' hingga Cara Bagikan Kaus Jadi Perhatian, Sentilan Warganet ke Puan Maharani Nyelekit: Nggak Kebayang kalau Dia Jadi Presiden

        Muka 'Jutek' hingga Cara Bagikan Kaus Jadi Perhatian, Sentilan Warganet ke Puan Maharani Nyelekit: Nggak Kebayang kalau Dia Jadi Presiden Kredit Foto: Instagram/Puan Maharani
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Publik memberikan perhatian terhadap video Ketua DPR RI, Puan Maharani, yang blusukan dan bagi-bagi kaus di Pasar Tradisional Pondok Gede, Bekasi, Rabu (21/9). Meskipun kejadian sudah beberapa hari yang lalu, videonya baru viral belum lama ini.

        Dalam video berdurasi 22 detik itu, terlihat Puan yang mengenakan pakaian hitam dengan pin DPR di sebelah kiri tampak sedang sibuk membagikan kaus pada kerumunan massa. Saat itu, putri dari Megawati itu dikeliling oleh banyak petugas keamanan dan pengawal pribadi (Walpri) yang mengenakan baju safari warna krem.

        Baca Juga: Pertemuan Airlangga-Puan Bakal Buka Peluang Koalisi Pilpres 2024

        Ada sejumlah momen yang jadi sorotan warganet dalam video tersebut. Pertama, ekspresi wajah Puan yang terlihat sedang kesal. Kedua, saat Puan sedang memarahi beberapa Walpri sambil menunjuk-nunjuk kaos. Sorotan lainnya, yakni cara Puan membagikan kaos dengan melemparkan sembarangan tanpa melihat ke arah kerumunan warga. Saat membagikan itu, ekspresinya tetap tidak berubah. Masih kesal dan tanpa senyum.

        Akun @Miduk17, seorang warganet yang ikut membagikan video itu membuat caption yang cukup provokatif. Dia menulis, kalau merakyat itu memang tak bisa berpura-pura. Wajah asli itu akan keluar begitu situasi membuat tak nyaman.

        "Bagaimana mau merakyat bila lahir di tengah kemewahan dan nama besar? Bagaimana mau merasa nyaman bila tak pernah memulai dari bawah bersama rakyat? Jangan dipaksakan, istrahatlah sejenak," tulisnya.

        Warganet lainnya rama-ramai langsung mengomentari video tersebut. Ada yang kaget, kesal, tapi ada juga yang memberi saran. "Gw nggak bisa bayangin kalau dia sampai kepilih jadi presiden," kata @evacaprus. "Kalau aku bukan dari ekspresi wajahnya, tapi lebih ke cara dia ngasih ke warga pakai ngelempar. Yang heran kok ada pula yang nampung ya ampun. Kalau aku tu, aku pijak-pijak kausnya. Macem betul kali ngasih lok dilempar-lempar. Gak ada adab," sindir @AnakSlowlehh.

        Akun @yudaptwit20 menyarankan Puan untuk belajar senyum saat bertemu dengan rakyat. "Saran saya, kalau mau senyum walau cuma pura-pura. Coba latihan gigit pensil di kanan dan di kiri gigi, lakukan terus menerus, nanti otomatis tersenyum terus walau gak niat senyum @puanmaharani_ri," saran @yudaptwit20.

        "Ramah aja dikit wajahnya mba, senyum gitu .. mumpung senyum belum bayar," canda @fiatclassic69. "Padahal senyum dan keramahan adalah titik penting untuk meraih simpati," timpal @68Supriyono.

        Setelah video itu viral, PDIP buru-buru memberikan klarifikasi. Ketua DPP PDIP Said Abdullah mengatakan, raut wajah Puan yang cemberut itu lantaran sedang kesal dengan walprinya. Sebab, walpri yang seharusnya hanya bertugas menjaga keamanan, justru ikut memegang kaus yang hendak dibagikan.

        "Mba Puan kaget, 'lho kok kamu yang megang kaus?' Mbak Puan nanya, bukan marah. 'Kok kamu yang pegang kaos? Kan seharusnya bukan kamu. Kamu menjaga, tugas walpri'," tutur Said di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (27/9).

        Baca Juga: Jagokan Ganjar, Omongan Luhut 'Presiden Cuma Bisa dari Jawa' Buat Puan Maharani?

        Walpri memang dilarang memegang, apalagi sampai ikut membagi-bagikan kaus. Karena itu, Puan kaget melihat walprinya justru ikut memegang kaus. Di samping itu, tim yang seharusnya membagi-bagikan kaus justru tidak terlihat sehingga massa terlalu banyak mengerubungi Puan.

        "Ternyata di luar prediksi kedatangan masyarakat," kata Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR itu.

        Said menegaskan, selama ini Puan merupakan sosok politisi yang humble. Bertemu dengan rakyat, kata dia, merupakan kebiasaan yang sudah lama dilakukan Puan. "Kalau Mbak Puan itu tidak humble, seakan-akan mukanya Mbak Puan tidak merakyat, kemudian untuk apa kira-kira Mbak Puan turun ke bawah," jelasnya.

        Ia mengatakan, Puan selalu ingin turun ke bawah untuk tahu apa yang sesungguhnya diinginkan oleh masyarakat. "Kita ini kalau mau berpikir sehat, apa iya turun ke masyarakat tiba-tiba marah-marah, muka ditekuk, apa iya? Kan sia-sia turun. Itu bukan tipikal Mbak Puan," pungkas Said.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: