Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Era Digital atau Bukan, Mau Dunia Nyata atau Media Sosial, Tata Krama Berlaku Selamanya!

        Era Digital atau Bukan, Mau Dunia Nyata atau Media Sosial, Tata Krama Berlaku Selamanya! Kredit Foto: Unsplash/ROBIN WORRALL
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Menipisnya kesopanan dan kesantunan menjadi salah satu tantangan budaya digital. Individu yang cakap digital harus ingat adanya tata krama dalam berinternet.

        “Tata krama itu ada dan bisa berlaku selamanya, karena ini mengatur interaksi kita yang benar kepada orang lain, khususnya mengatur diri kita bersikapyang baik,” kata Ketua Umum Relawan TIK Jawa Timur, Novianto Puji Raharjo, S.Kom, M.I.Kom saat webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk kelompok masyarakat di wilayah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, pada Jumat (30/9/2022).

        Baca Juga: BRI Kolaborasi dengan Majoo Berikan Solusi Digital untuk Merchant di Indonesia

        Pengguna internet di Indonesia pada tahun 2021 mengalami peningkatan, We Are Social mencatat kini pengguna internet di Indonesia mencapai 202,6 juta pengguna, di mana sebanyak 170 juta penggunanya menggunakan media sosial.

        Kemudian, tantangan budaya digital lainnya adalah kebudayaan Indonesia seakan menghilang. Sekarang ini dunia digital masih menjadi panggung media asing. Alhasil, banyak netizen Indonesia lebih senang mengonsumsi budaya-budaya luar, seperti Korea Selatan dan lain sebagainya.

        Novianto menjelaskan, menghargai kebudayaan sendiri dimulai dari lingkungan terkecil, yakni rumah atau keluarga. Setiap individu harus mencintai budaya yang sudah diwariskan turun menurun dari nenek moyang. Orangtua bisa menjadi teladan bagi anak-anak dalam penerapan budaya.

        “Bagi orang yang sudah tua kadang los dol, tidak memegang teguh, karena menganggap orang dulu itu kolot. Orang zaman dulu tidak bisa menerima moderenisasi. Moderen bukan berarti tidak punya tata krama. Moderen bukan berarti kita harus meninggalkan budaya yang lalu,” kata Novianto.

        Sebagai respons untuk menanggapi perkembangan TIK ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi melakukan kolaborasi dan mencanangkan program Indonesia Makin Cakap Digital. Program ini didasarkan pada empat pilar utama literasi digital yakni Kemampuan Digital, Etika Digital, Budaya Digital, dan Keamanan Digital. Melalui program ini, 50 juta masyarakat ditargetkan akan mendapat literasi digital pada tahun 2024.

        Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok masyarakat di wilayah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siber Kreasi. Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli dibidangnya untuk berbagi terkait budaya digital antara lain Pengusaha, Digital Trainer, dan Graphologist, Diana Aletheia Balienda. Kemudian Ketua Umum Relawan TIK Jawa Timur, Novianto Puji Raharjo, S.Kom, M.I.Kom, serta mengundang Ketua Relawan TIK Jember, Erlina Dwi Nahzdifah, S.Kom.

        Baca Juga: Potensi Kolaborasi di Ruang Digital Memerlukan Aturan Etika dalam Berelasi

        Untuk informasi lebih lanjut mengenai program Makin Cakap Digital 2022 hubungi info.literasidigital.id dan cari tahu lewat akun media sosial Siberkreasi, bisa klik ke Instagram @siberkreasi dan @literasidigitalkominfo.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: