Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pipa Gas Nor Stream Bisa Diperbaiki, Rusia Masih Kejar Dalang Utama Perusaknya

        Pipa Gas Nor Stream Bisa Diperbaiki, Rusia Masih Kejar Dalang Utama Perusaknya Kredit Foto: Reuters/Scanpix/Komando Pertahanan Denmark/Forsvaret
        Warta Ekonomi, Moskow -

        Rusia mungkin dapat memperbaiki pipa Nord Stream 1 dan 2, yang rusak awal pekan ini, kata Wakil Perdana Menteri Aleksandr Novak, Minggu (2/9/2022).

        “Ada kemungkinan teknis untuk memulihkan infrastruktur, itu membutuhkan waktu dan dana yang sesuai. Saya yakin peluang yang tepat akan ditemukan,” kata Novak kepada Russia 1 TV.

        Baca Juga: Ada 2 Ledakan yang Bocorkan Pipa Nord Stream, Kekuatannya Setara 500 Kg TNT

        Namun, menurut pejabat itu, langkah pertama yang harus dilakukan adalah menentukan siapa yang berada di balik insiden tersebut.

        “Mulai hari ini, kami melanjutkan dari fakta bahwa perlu, pertama-tama, untuk mencari tahu siapa yang melakukannya, dan kami yakin bahwa negara-negara tertentu, yang telah menyatakan posisi mereka sebelumnya, tertarik padanya," katanya.

        Ada kecurigaan terhadap negara-negara Barat karena pernyataan mereka terhadap fasilitas pipa gas yang ada di Laut Baltik itu.

        "Baik AS dan Ukraina, serta Polandia pada suatu waktu mengatakan bahwa infrastruktur ini tidak akan berfungsi, bahwa mereka akan melakukan segalanya untuk memastikannya, jadi, tentu saja, perlu untuk secara serius melihat ke dalamnya,” imbuh Novak.

        Mengutip dinas keamanan Jerman, surat kabar Der Tagesspiegel sebelumnya melaporkan bahwa rute yang rusak dapat tidak digunakan secara permanen jika tidak diperbaiki dengan cepat, karena air asin dapat menyebabkan korosi.

        Pihak berwenang Denmark melaporkan kebocoran pada pipa Nord Stream 1 dan 2 pada hari Senin setelah operator pipa lokal mencatat hilangnya tekanan menyusul serangkaian ledakan bawah laut di daerah tersebut.

        Badan Energi Denmark melaporkan sebelumnya pada hari Minggu bahwa tekanan pada Nord Stream 1 stabil dan kebocoran gas telah berakhir, sementara pada hari Sabtu, dikatakan bahwa Nord Stream 2 juga menghentikan kebocoran gas.

        Insiden itu secara luas dianggap sebagai hasil sabotase. Rusia menyebutnya sebagai serangan teroris. Sementara orang-orang di baliknya belum diidentifikasi, Moskow menyalahkan AS.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: