Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Orang Demokrat Koar-koar Tolak Politik Identitas, Faizal Assegaf Sindir Majelis Dzikir SBY

        Orang Demokrat Koar-koar Tolak Politik Identitas, Faizal Assegaf Sindir Majelis Dzikir SBY Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Wasekjen Partai Demokrat, Jansen Sitindaon, menegaskan, pihaknya menolak politik identitas. 

        Hal ini diungkapkan Jansen ketika menanggapi unggahan pegiat media sosial, Eko Kuntadhi yang menonjolkan pertemuan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Mantan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab.

        “Mas Ek, jikapun kami jadi mendukung mas Anies kedepan, kampanyenya harus inklusif, bhineka/majemuk. Jangan diulangi lagi ‘show of force’ identitas tertentu secara berlebihan baik itu agama dan lainnya,” ucapnya, Sabtu (8/10/2022).

        Menurutnya, jika itu kembali ditonjolkan, orang jadi takut dan bisa berdampak kepada hasil pemilihan.

        Baca Juga: Habib Rizieq Shihab Ketemu Anies Baswedan Usai Deklarasi: Semoga Diselamatkan dari Orang-orang Jahat!

        “Orang jadi takut akhirnya kalah. Mari kita bawa mas Anies ini jadi pemimpin bagi semua,” tambahnya. 

        Pegiat media sosial, Faizal Assegaf pun turut mengomentari pernyataan Pria kelahiran Dairi, Sumatera Utara, ini yang menurutnya perlu dibedah secara objektif. 

        Dia menyindir rezim Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY yang juga memainkan politik identitas melalui majelis zikir SBY.

        “Persepsi bung @jansen_jsp perlu dibedah secara objektif, agar tidak terkesan membajak kebhinekaan dlm tafsir politik yang tendensius. Pd era 10 tahun rezim SBY pun memainkan politik identitas melalui hubungan yang kuat dengan Islam melalui majelis zikir SBY, saat itu Jansen & kader PD kok diam?,” ucapnya.

        Di waktu yang sama kata dia, SBY & Demokrat penjarakan Habib Rizieq, kala itu tidak ada yang menuding SBY kriminalisai ulama dan anti Islam.

        Interaksi SBY bebas dengan elemen manapun dan bertindak proporsional baik secara politik maupun hukum.

        “Kenapa di saat ini jargon 'Politik identitas' seolah sudutkan Islam?,” imbuh mantan pengurus Presidium Alumni 212 ini.

        Ketua Progress 98 ini menyebut, Jansen dan Demokrat tidak matang dalam berdemokrasi, hanya lebih melihat kebhinekaan dalam kalkulasi utung-rugi kepentingan politik. 

        Bukan memperjuangkan nilai-nilai kebhinekaan secara jujur untuk merekatkan kebersamaan berbangsa. Pandangan sinisme tersebut jelas tidak elok. 

        “Saya tidak membela Habib Rizieq atau Anies, tapi mencoba mndorong kedewasaan politik secara fair. Anies, Habib Rizieq, elemen 212, kalau nabrak prinsip-prinsip kebhinekaan pun akan saya kritik keras. Bernegara jangan kaku, tendensius & kebencian. Harus utamakan sikap Hikmat & kebijaksanaan,” tandasnya. 

        Diketahui, Anies dan Habib Rizieq Shihab bertemu di rumah HRS di Petamburan, Jakarta Pusat, Jumat (7/10/2022) kemarin.

        Kunjungan Anies dalam rangka menghadiri Maulid Nabi dan pernikahan anak kelima Habib Rizieq, Syarifah Mumtaz.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Fajria Anindya Utami

        Bagikan Artikel: