Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Segera Lengser, Warga Jakarta Belum Puas pada Kinerja Anies Baswedan Atasi Macet dan Banjir

        Segera Lengser, Warga Jakarta Belum Puas pada Kinerja Anies Baswedan Atasi Macet dan Banjir Kredit Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Anies Baswedan dinilai belum dapat menyelesaikan masalah klasik di Jakarta, seperti macet dan banjir. Hal itu diketahui dari hasil survei Political Statistics (Polstat) tentang pendapat masyarakat Jakarta terhadap kinerja Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, medio 2017-2022.

        Dalam upaya mengatasi kemacetan, 74,3 responden mengaku tidak atau kurang puas. Sementara, mengenai kinerja penanganan banjir, ada 48,5 persen responden menyatakan tidak atau kurang puas.

        Baca Juga: NasDem Berani Calonkan Anies Baswedan, Koalisi Jokowi Langsung Alami Keretakan: Azab Politik...

        "Kemacetan dan banjir, hingga kini masih menjadi masalah di Ibu Kota Jakarta," ujar Peneliti Senior Polstat, Apna Permana, saat merilis hasil survei secara daring, Rabu (12/10).

        Di survei ini, Anies juga dinilai publik berkinerja buruk dalam penanganan kriminalitas dan gelandangan atau orang terlantar. Di bidang gangguan keamanan, hanya 44,8 persen responden yang mengaku puas terhadap kinerja Sang Gubernur. Sementara, dalam menangani masalah gelandangan, hanya 35,2 persen yang menyatakan puas.

        Namun, diakuinya, di luar empat faktor itu, secara umum warga DKI Jakarta menganggap puas terhadap kinerja Gubernur Anis yang akan mengakhiri masa jabatannya pada 16 Oktober 2022. Catatannya, ada 56,2 persen responden mengaku kondisi Jakarta lebih baik semenjak Anies memimpin Jakarta dibandingkan periode sebelumnya.

        Ketika ditanya ihwal apa saja kekurangan dan kelebihan Anies selama memimpin DKI Jakarta, sebanyak 24,7 persen responden menyatakan kelemahan Anies adalah kurang tegas ketika memimpin Ibu Kota. Kemudian, 16,2 persen responden menyebut banyak program pembangunan yang tidak tepat sasaran dan 15,2 persen responden menilai Anies kurang merakyat alias jarang terjun ke masyarakat.

        "Sementara itu, sebagian terbesar responden atau 43,8 persen tidak dapat memberikan penilaian alias tidak tahu," katanya.

        Lebih dalam lagi, di survei itu juta tercatat ada 31,2 persen responden yang menganggap Anies belum menunaikan sebagian janji kampanyenya. Atas fakta inilah, Anies diharapkan maju lagi di Pilgub DKI Jakarta untuk menyelesaikan tugasnya, bukan sibuk di ajang Pilpres 2024.

        Apna menegaskan, keinginan warga Jakarta itu terlihat dari adanya 40,5 persen responden yang mengaku akan memilih Anies kembali menjadi Gubernur DKI Jakarta 2024.

        Selanjutnya, di bursa Gubernur DKI Jakarta, ada nama Basuki Tjahja Purnama alias Ahok sebesar 19,1 persen. Selanjutnya, 10,5 persen memilih Gibran Rakabuming Raka, Agus Harimurti Yudhoyono sebesar 7,6 persen, Ahmad Sahroni (5,7 persen), Tri Rismaharini (3,5 persen), Emil Dardak (3,3 persen), Airin Rachmi Diany (1,1 persen), dan A. Riza Patria (0,5 persen).

        "Data tersebut menegaskan bahwa bagian terbesar warga Jakarta menginginkan Anies melanjutkan tugas sebagai Gubernur DKI satu periode lagi dan tidak berhenti di tengah jalan ketika masih banyak masalah yang belum terselesaikan," sebutnya.

        Baca Juga: Lawannya Anies Baswedan, Manuver Prabowo Dekati Jokowi Jadi Bumerang: Sangat Berat Buat Menang...

        Sementara itu, untuk bursa Pilpres 2024, survei ini membuktikan bahwa warga Jakarta mayoritas menginginkan Prabowo Subianto menjadi Presiden dengan angka sebesar 24,6 persen, diikuti Anies Baswedan (18,9 persen), Ganjar Pranowo (16,1 persen), Ridwan Kamil (10,1 persen). Selanjutnya, AHY 4,3 persen, Sandiaga Uno (3,4 persen), Erick Thohir (2,4 persen), dan sisanya 20,2 persen masih ragu-ragu.

        Untuk diketahui, survei Polstat kali ini dilakukan pada tanggal 1-10 Oktober 2022 di seluruh wilayah Provinsi DKI Jakarta yang terdiri dari lima kotamadya dan satu kabupaten. Populasi survei ini adalah seluruh penduduk Jakarta yang minimal sudah berusia 17 tahun dan memiliki E-KTP DKI. Jumlah sampel sebesar 830 responden diperoleh melalui teknik pengambilan sampel secara acak bertingkat (multi-stage random sampling).

        Batas kesalahan (margin of error)+/- 3,4 persen dan pada tingkat kepercayaan (level of confidence) sebesar 95 persen. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara tatap muka langsung dengan responden berpedoman kuesioner.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: