Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Hasto Kasih Sinyal NasDem Ditendang dari Kabinet Jokowi Setelah Lakukan Deklarasi ke Anies Baswedan, Pengamat Heran: Kenapa Baru Sekarang?

        Hasto Kasih Sinyal NasDem Ditendang dari Kabinet Jokowi Setelah Lakukan Deklarasi ke Anies Baswedan, Pengamat Heran: Kenapa Baru Sekarang? Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Keberanian Partai NasDem mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai calon presiden yang akan didukung di 2024 membuat suasana politik mulai memanas.

        Bukannya tanpa alasan, NasDem yang dikenal sebagai partai pendukung Jokowi dua periode terakhir ini malah membuat dukungan kepada Anies yang berada di luar lingkar kekuasaan Jokowi alias oposisi.

        Bahkan Sekretaris Jenderal (Sekjend) PDIP Hasto Kristiyanto membeberkan pernyataan yang dianggap sinyal bahwa kader NasDem akan ditendang sebagai menteri dari kabinet Jokowi.

        Mengenai hal ini, Analis Narasi Institute, Mustofa mengungkapkan apa yang ditunjukkan oleh Hasto cukup aneh karena menurutnya sebelum Anies dideklarasikan, sudah ada juga deklarasi-deklarasi dukungan.

        Baca Juga: Firli Bahuri Mohon Buka Kuping Lebar-lebar! Kalau KPK Nekat Senggol Anies Baswedan, Rocky Gerung Sebut Bakal Diketawain: Duitnya di Mana?

        “Sebetulnya sebelum Anies dideklarasikan oleh Nasdem sudah ada beberapa partai politik pemerintah yang telah mendeklarasikan sebagai calon presiden. Termasuk menteri menteri presiden Jokowi non partai seperti Menteri BUMN Erick Thohir yang balihonya sebagai capres ada di mana mana,” ujar Mustofa dalam keterangan resmi yang diterima redaksi wartaekonomi.co.id, Jumat (14/10/22).

        Atas dasar itu, Mustofa heran mengapa Hasto baru “meradang” ketika Anies Baswedan dijadikan capres oleh NasDem.

        Padahal menurutnya, soal deklarasi adalah hak dari masing-masing partai. Terlebih Jokowi yang sama-sama didukung sudah tidak bisa maju kembali.

        “Mengapa Hasto baru meradang justru ketika Anies Baswedan dideklarasikan sebagai capres oleh Nasdem. Bukankah mendeklarasikan seorang capres oleh partai politik adalah hak konstitusional masing masing partai. Toh presiden Jokowi juga sudah tidak dapat maju lagi di periode berikutnya karena sudah 2 periode,” ujarnya.

        Mustofa menilai apa yang diucapkan Hasto yang diduga mengarah ke Nasdem ini adalah bentuk ketidakdewasaan politik.

        Baca Juga: Nggak Ada Urusan sama Omongan Rektor UGM Soal Ijazah Jokowi, Eggi Sudjana Nggak Main-main: Sama Sekali Nggak Bernilai Secara Hukum!

        “Statemen Hasto bahwa biru akan robek dalam kabinet Jokowi menunjukkan arogansi dalam politik. Dan itu pun seolah Hasto lebih berkuasa dibanding presiden Jokowi karena mengangkat dan memberhentikan seorang Menteri adalah hak prerogatif presiden dan bukan hak seorang sekjend partai,” tambahnya.

        Sebelumnya, Hasto diketahui menyinggung soal bendera biru yang akan di robek dari kabinet Jokowi.

        "Itu di Hotel Yamato, di mana para pejuang kita kan ada bendera Belanda, birunya dilepas. Dan ternyata birunya juga terlepas kan dari pemerintahan Pak Jokowi sekarang karena punya calon presiden sendiri," terang Hasto dikutip dari detikcom, Jumat (14/10/22).

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Bayu Muhardianto

        Bagikan Artikel: