Prastowo Yustinus Sebut Gelar Doktornya Palsu, Dokter Tifa: Kepada Mas Yustinus Saya Sepakat Kok
Akademisi sekaligus praktisi perpajakan Indonesia, Prastowo Yustinus mengemukakan lewat Twitter pribadinya yang mengatakan bahwa dirinya sebagai ketua Ikatan Alumni STF Driyarkara (IKAD).
Ia meneruskan pengumuman pengurus STF, dan mengatakan bahwa dokter Tifa bukanlah lulusan program Doktor STF Driyarkara sebagaimana diberitakan oleh beberapa media.
Prastowo Yustinus juga mengatakan yang bersangkutan pernah ikut program matrikulasi namun tidak selesai.
Baca Juga: Gibran Rakabuming Tantang Dokter Tifa Analisa Keaslian Foto Wisudanya: Siapa Tau Ini Hasil Editan
Dokter Tifa yang sempat viral karena menuding ijazah Presiden Joko Widodo (Jokowi) dari Universitas Gadjah Mada (UGM) palsu ini mengaku sepakat dengan pernyataan Prastowo.
“Kalau disebut, saya tidak selesai karena saya tidak mengerjakan tugas-tugas dan segala macam, saya perlu jelasin ya,” kata dia melalui akun youtubenya, Dokter Tifa Lifestyle, Senin (17/10/22).
“Saya ini adalah seorang pembelajar, ya filsafat itu adalah bidang ilmu yang tidak hanya saya sukai tapi saya cintai. Dan saya belajar filsafat itu udah dari sejak zaman dulu kala,” tambah dia.
Dari dulu saya belajar filsafat, baik secara otodidak maupun dibimbing oleh para guru-guru para ahli filsafat.
Menurut dokter Tifa, ahli filsafat itu banyak di Indonesia, tidak cuma di STF Driyarkara. Ia juga mengatakan telah belajar melalui banyak sekali Guru Besar. Ia juga mengaku belajar juga melalui karya-karya para filsuf jaman dulu.
“Di STF Driyarkara diantara itu saya mendapatkan referensi bahwa ada ahli Plato di sana, itu beliau itu yang mau saya kejar. Saya mau berguru sama beliau namanya Romo Setyo.Saya ingin sekali berguru dari beliau,” katanya.
Baca Juga: Kecilnya Dunia, Dulu Mustofa Nahrawardaya, Kini Dokter Tifa, Evolusi Harun Jadi Ijazah Palsu Jokowi
“Gimana sih saya bisa memahami pemikiran Plato terutama di dalam Timaeus dan Critias itu, makanya saya juga mengikuti kuliah beliau,” tambahnya.
Dia juga mengatakan kalau dia mengikuti kuliah-kuliah pendahuluan (kuliah pendahuluan filsafat) di STF Driyarkara namun tak melanjutkannya.
“Boleh-boleh aja kan para para mahasiswa atau peserta didik yang mengikuti kuliah-kuliah pendahuluan itu? Berhak kok mereka mau nerusin ke master mau nerusin ke doktor gitu,” katanya.
Namun dia memang tidak melanjutkan pendidikan filsafatnya. Alasannya dia mau menyelesaikan dulu tugas dalam program-program doktoral yang sedang ikuti lainnya.
“Ya saya mau menyelesaikan dulu. Nah habis itu nanti saya akan bersenang-senang lagi dengan ilmu filsafat,” jelas dia.
“Jadi sekali lagi, saya bukan dokter palsu ya. Kepada Mas Yustinus Prastowo saya itu sepakat kok dengan apa yang Anda sampaikan,” tambahnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Sabrina Mulia Rhamadanty
Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty