Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Rakyat China Waswas Soal 'Nol Covid-19', Xi Jinping Singkat, Padat, Jelas: Tidak Berakhir

        Rakyat China Waswas Soal 'Nol Covid-19', Xi Jinping Singkat, Padat, Jelas: Tidak Berakhir Kredit Foto: Reuters/Florence Lo
        Warta Ekonomi, Beijing -

        Banyak warga China memerhatikan dengan saksama Kongres Partai Komunis sembari harap-harap cemas terkait apakah kebijakan 'nol Covid' dilonggarkan atau tidak. Presiden Xi Jinping mengatakan jawaban yang tegas: tidak.

        Dilansir dari BBC, orang nomor satu di China itu meyakinkan agar jangan meragukan kebijakan 'nol Covid' dengan dalih memprioritaskan keselamatan nyawa masyarakat. Lockdown, tes massal, pemindaian kode kesehatan, karantina, pembatasan perjalanan, semuanya masih diberlakukan untuk masa mendatang.

        Baca Juga: Ngaku Mau Pakai Cara Damai, Rencana Xi Jinping buat Taiwan Bisa Senggol Amerika

        Bahkan, sama sekali tak ada pengakuan soal penderitaan sosial dan ekonomi akibat kebijakan tersebut. Tantangan besar lainnya yang dihadapi pemerintah, tetapi tak disebutkan, antara lain melonjaknya pengangguran kaum muda dan krisis properti.

        Sebaliknya, pidato yang panjangnya hampir 2 jam ini sarat retorika standar partai dan kekurangan solusi aktual untuk masalah-masalah China.

        Bagi sarjana yang gagal menemukan pekerjaan di sektor teknologi setelah tindakan keras pemerintah terhadap perusahaan-perusahaan ini, Xi Jinping mendesak mereka mengikuti panduan Partai Komunisk, berjuang menjadi generasi baru, dan membangun daerah sosialis modern.

        Tepuk tangan meriah, yang tak diragukan lagi sebagai 'settingan', menggema ketika Xi membahas penyatuan antara China daratan dan Taiwan.

        Menurut pernyataannya, Beijing akan mendorong kerja sama ekonomi dengan pulau tersebut dan benar-benar memperjuangkan penyatuan damai. Namun, partai tak akan pernah berjanji untuk meninggalkan penggunaan kekuatan sebagai pilihan.

        Ia juga membela undang-undang (UU) keamanan negara yang dikecam Hong Kong dengan berdalih berhasil memulihkan ketertiban di kota itu. Tak sampai di situ, Xi Jinping membenarkan pembongkaran dan perubahan banyak masjid di Provinsi Ningxia dan Provinsi Xinjiang yang dihuni mayoritas penduduk Muslim.

        Ia berdalih agama di negara itu harus berorientasi 'Tionghoa'. Struktur yang dianggap mencerminkan citra Arab tentang Islam telah digantikan oleh struktur China yang lebih estetis.

        Sementara itu, mantan pemimpin Jiang Zemin tak hadir. Mengingat, umurnya sudah 96 tahun, sehingga mungkin terlalu lemah untuk hadir.

        Hu Jintao dan Wen Jiabao dari pemerintahan sebelumnya berada di atas panggung bersama Xi. Wakil Perdana Menteri China Zhang Gaoli pun duduk di barisan depan podium.

        Inilah penampilan publik pertamanya sejak bintang tenis Peng Shuai menuduhnya atas pelecehan seksual tahun lalu. Pria 75 tahun tersebut belum mengomentarinya secara terbuka.

        Di sisi lain, pemerintah Xi memiliki kisah yang bagus untuk diceritakan tentang perubahan iklim dan inisiatif lainnya. Kongres dibuka di Beijing di bawah cerahnya langit biu. Pernah ada masanya situasi tersebut merupakan hal yang langka. Sekarang sebaliknya, hari-hari penuh polusi menjadi hari-hari paling menonjol.

        "Kami akan meningkatkan industri rendah karbon dan mempromosikan cara hidup rendah karbon. Kami akan mengintensifkan pengendalian polusi. Kami akan bekerja untuk menghilangkan seluruh polusi yang serius," janjinya.

        Namun, pembangkit listrik tenaga batu bara tak akan ditutup sampai tersedia sumber energi baru.

        "Kami sedang membangun yang baru sebelum membuang yang lama," ungkapnya.

        Dalam pengentasan kemiskinan, ada peningkatan, meski masih ada kesenjangan pendapatan yang lebar antara kaum terkaya dan kaum kurang mampu.

        Namun, gambaran realitas dalam pidato ini terdistorsi. Pesan keseluruhan dari pidato ini adalah China maju pesat di bawah kinerja Partai Komunis. Namun, ketidakpastian ekonomi yang berputar-putar di sini sekarang belum pernah dialami negara itu selama beberapa dekade.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: