Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Gak Cuma Etika Digital, Perhatikan Juga Tutur Kata ketika Bermain Media Sosial

        Gak Cuma Etika Digital, Perhatikan Juga Tutur Kata ketika Bermain Media Sosial Kredit Foto: Unsplash/William Iven
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Media sosial menjadi tempat seseorang mencurahkan segala macam yang miliki. Sebab, setiap individu bebas mengekspresikan pendapatnya. Namun, tutur kata tetap harus diperhatikan agar tidak menyakiti orang lain.

        “ketika kita mau sharing apapun, kita baca terlebih dulu, apakah yang kita share, apa yang kita komen, kira-kira dapat respons apa dari orang lain. Kita bayangin dulu, oh kata-kataku ini kira-kira bisa menyakiti orang lain, jangan. Kita tinggal dahulu,” kata Ketua Relawan TIK Surabaya, Muhajir Sulthonul Aziz, S.Kom, M.I.Kom saat webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk kelompok masyarakat di wilayah Kota Surabaya, Jawa Timur, pada Sabtu (15/10/2022).

        Baca Juga: Dubes Ukraina Temui Menkominfo Johnny G Plate, Bahas Kerja Sama Terkait Digital Talent

        Pengguna internet di Indonesia pada tahun 2021 mengalami peningkatan, We Are Social mencatat kini pengguna internet di Indonesia mencapai 202,6 juta pengguna, di mana sebanyak 170 juta penggunanya menggunakan media sosial.

        Ketika mau sharing sesuatu di media sosial, individu harus lebih dulu menyaringnya. Jangan sampai kita asal share, tapi apa yang dibagikan malah menjadi blunder.

        Key Opinion Leader (KOL) dan Presenter, Indy Barends mengatakan, setiap individu seharusnya sudah tahu sesuatu yang diunggah harus berguna untuk diri sendiri dan juga orang lain. Meski kenyataannya, sekarang ini beberapa netizen kerap menunjukkan sesuatu yang tidak bermanfaat.

        “Saya melihat media sosial itu sebuah tempat memberikan informasi dan hiburan. Kita sebagai pelaku yang ingin bermain di media sosial, paling tidak tahu yang mau kita lakukan memang benar adanya. Perhatikan tutur kata, kadang menulis dengan huruf besar terkesan emosi, ini juga harus diperhatikan saat berkomentar. Apalagi kita kadang tidak kenal dengan orang di media sosial,” kata Indy.

        Sebagai respons untuk menanggapi perkembangan TIK ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi melakukan kolaborasi dan mencanangkan program Indonesia Makin Cakap Digital. Program ini didasarkan pada empat pilar utama literasi digital yakni Kemampuan Digital, Etika Digital, Budaya Digital, dan Keamanan Digital. Melalui program ini, 50 juta masyarakat ditargetkan akan mendapat literasi digital pada tahun 2024.

        Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok masyarakat di wilayah Kota Surabaya, Jawa Timur merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siber Kreasi. Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli dibidangnya untuk berbagi terkait budaya digital antara lain CMO Kururio, Yuda Adhadiyan, ST. Kemudian Ketua Relawan TIK Surabaya, Muhajir Sulthonul Aziz, S.Kom, M.I.Kom, serta mengundang Key Opinion Leader (KOL) dan Presenter, Indy Barends.

        Baca Juga: Semua Ruang Digital, Etika Menghargai Karya Tak Cuma Diterapkan di Media Sosial

        Untuk informasi lebih lanjut mengenai program Makin Cakap Digital 2022 hubungi info.literasidigital.id dan cari tahu lewat akun media sosial Siberkreasi, bisa klik ke Instagram @siberkreasi dan @literasidigitalkominfo.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: