Amerika: OPEC Gak bakal Rugi Kalau Rusia Batas-batasi Minyaknya
Rencana untuk memberlakukan batas harga internasional pada minyak Rusia tidak akan mempengaruhi produsen utama lainnya, pejabat AS dilaporkan mengatakan kepada Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC), bersikeras tindakan itu akan menargetkan Moskow saja.
Washington menghubungi perwakilan OPEC dalam beberapa hari terakhir untuk meredakan kekhawatiran tentang pagu harga yang akan datang dan "meyakinkan mereka tentang batasan rencananya," kata seorang pejabat Departemen Keuangan AS kepada Reuters, Rabu.
Baca Juga: Turun Gunung, Yordania Minta Amerika dan Arab Saudi Duduk Bareng Bahas OPEC+
“Batas harga yang jatuh tempo untuk 5 Desember dirancang khusus untuk mengatasi invasi Rusia ke Ukraina dan tidak akan dibawa ke produsen lain,” kata pejabat itu.
Sementara negara-negara Kelompok Tujuh (G7) menyetujui pembatasan pada bulan September, Uni Eropa baru menandatangani rencana tersebut awal bulan ini, meninggalkan blok tersebut hanya enam minggu untuk menyelesaikan masalah peraturan yang belum terselesaikan.
Selain beberapa gelombang hukuman AS, UE telah memberikan sanksi berat pada sektor energi Rusia, memberlakukan larangan langsung pada impor minyak mentah, yang akan mulai berlaku pada bulan Desember bersamaan dengan batas harga Barat.
Moskow mengatakan itu tidak akan sejalan dengan skema harga maksimum, dengan Wakil Perdana Menteri Aleksandr Novak menyatakan: "kami tidak akan memasok minyak ke negara-negara yang akan menggunakan pagu harga," dan bahwa rencana tersebut akan menjadi "preseden buruk yang bisa setiap saat diperluas ke pemasok lain, ke semua perdagangan global.”
“Mereka bisa mengatakan apapun yang mereka mau. Harga harus dibentuk dengan metode pasar berdasarkan keseimbangan penawaran dan permintaan,” kata Novak pekan lalu, setelah Menteri Keuangan AS Janet Yellen menyarankan untuk membatasi penjualan pada $60 per barel.
Penjangkauan AS yang dilaporkan ke OPEC datang beberapa hari setelah OPEC+ (kartel negara-negara penghasil minyak utama plus Rusia) mengumumkan akan memangkas produksi minyak sebesar 2 juta barel per hari, meskipun ada tekanan dari Washington untuk menunda langkah tersebut.
Para pejabat AS secara bulat mengutuk pengurangan produksi tersebut, dengan mengatakan bahwa hal itu dirancang untuk menguntungkan Moskow ketika orang-orang Eropa mencari sumber energi alternatif sebagai pembalasan atas perang di Ukraina.
Anggota terkemuka OPEC, Arab Saudi, kemudian membantah tuduhan itu, dengan mengatakan pihaknya “terkejut” dengan gagasan bahwa mereka “berpihak pada Rusia.”
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto