Jurnalis Senior Ngaku Muak Lihat Pertengkaran Kubu Pendukung Anies dan Ganjar di Medsos: Lucunya Mereka...
Jurnalis senior, Naniek S Deyang, mengaku muak melihat pertengkaran antara pendukung Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo yang berseliweran di media sosial, utamanya di Twitter. Apalagi, hal ini semakin parah usai lengsernya Anies sebagai Gubernur DKI Jakarta lalu deklarasinya sebagai capres Partai Nasdem.
"Saya muak kalau baca twitter, pendukung Anies dan Ganjar isinya saling serang. Lucunya mereka yang bela mati-matian Ganjar dan nyerang Anies itu orang Jakarta. Lah gimana mengerti kebaikan atau prestasi Ganjar kalau kalian bukan orang Jawa Tengah, kan judulnya hanya katanya berita, gak lihat sendiri keadaan, padahal banyak ketidakberhasilan Ganjar di Jateng," tulis Naniek di laman Facebook resmi miliknya.
Sebelumnya, para pegiat media sosial memang semakin gencar melayangkan serangan kepada Anies usai jabatannya sebagai Gubernur DKI digantikan oleh Heru Budi Hartono, salah satunya datang dari Eko Kuntadhi.
"Mulai 16 Oktober 2022, Jakarta membersihkan sampah yang mengotori kota," tulis Eko Kuntadhi yang diketahui merupakan relawan Ganjar.
Menanggapi hal ini, Naniek menyebut pertengkaran dua kubu pendukung tokoh yang digadang-gadang bakal maju menjadi calon presiden (capres) 2024 itu terlalu berlebihan.
"Sebaliknya yang nyerang Ganjar dan bela Anies sampai lebai juga semuanya bukan orang Jakarta. Jadi kadang argumennya tidak kuat. Bagus kalau orang-orang Jakarta itu buat testimoni disertai foto," tulisnya.
Naniek juga menyoroti serangan ke Anies lewat program meja aduan Balai Kota yang dibuka kembali di masa kepemimpinan Heru.
"Soal Gubernur PJS juga dipuja-pujinya masyaAllah. Apalagi cuman membuka aduan langsung, lha dulu juga Anies buat aduan. Kemudian biar masyarakat nggak berduyun-duyun dibuka aduan online. Jadi apa istimewanya dengan meja aduan yang dibuka PJS Gubernur Heru ini?" imbuhnya.
"Gubernur PJS juga aneh, belum seminggu menjabat sudah menerima tamu para penyerang Anies. Pak sampean ini mau jadi Gubernur apa lagi promosi jadi wakilnya Ganjar?" lanjutnya.
Baca Juga: Momen Anies Pamitan Akhiri Jabatan Gubernur DKI Dibongkar Presdien Jokowi: Jadi Baru Tadi Sore
Lebih lanjut, Naniek menyinggung kebakaran Masjid Islamic Center yang menurutnya bisa menjadi celah kebencian apabila Anies masih menjabat sebagai gubernur.
"Untung Anies sudah mundur saat kemarin sore Masjid Islamic Centre di Jakarta Utara milik Pemda DKI kebakar, coba kalau belum, bakal habis Anies dikuliti, atau jangan2 ini peringatan Allah SWT agar Gubernur PJS jangan over actinglah. Belum apa-apa juga sudah bawa-bawa organisasi seperti PBNU untuk diajak kerja sama," katanya.
Terakhir, Naniek menuding jika ujaran kebencian dan serangan kepada Anies ditulis oleh buzzer pendukung Ganjar. Ia pun mengaku muak dan menyarankan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno lebih baik mengusung Puan Maharani.
Baca Juga: Suara Ganjar Pranowo Pancasilais, Anies Baswedan dan Prabowo Bedanya Mengejutkan, Ternyata...
"10 tahun saya muak dengan orang2 itu saja yg omongannya zonk, masak nyambung lagi demi untuk menaikkan Ganjar. Terlintas mending Bu Megawati pilih anaknya sendiri jadi Capres aja deh, kayaknya buserr Mbak Puan nggak seganas busernya Ganjar," katanya.
"Di bawah ini contoh omongan petani Merapi. Sebagai Petani gunung Sumbing saya juga melihat dengan mata kepala sendiri tiga tahun di Jateng saya tidak melihat ada perbaikkan infratruktur terutama di wilayah pedesaan. Bagaimana mau bicara prestasi?," tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ayu Almas
Tag Terkait: