Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ada Dugaan Megawati Melobby Jokowi untuk Dukung Puan Maju Pilpres 2024: Peta Koalisi Akan Berubah

        Ada Dugaan Megawati Melobby Jokowi untuk Dukung Puan Maju Pilpres 2024: Peta Koalisi Akan Berubah Kredit Foto: Antara/M Risyal Hidayat
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pengamat komunikasi politik, Hendri Satrio mengatakan, jika benar dalam pertemuan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan Presiden Joko Widodo untuk meminta dukungan Jokowi kepada Ketua DPR RI Puan Maharani untuk maju dalam pilpres 2024, maka peta koalisi akan berubah.

        “Bila benar dalam pertemuan tersebut Megawati meminta Presiden Jokowi untuk mendukung Puan Maharani sebagai calon presiden PDI Perjuangan, maka jelas peta koalisi akan berubah,” ujarnya dalam keterangannya, Kamis, (20/10/2022).

        Diketahui, Jokowi dan Megawati bertemu di Batutulis, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (8/10/2022) lalu.

        Baca Juga: Desakan NasDem Didepak dari Kabinet Jokowi Muncul, Analisis Rocky Gerung Sebut Megawati Perlu 'Tendang' Ganjar Pranowo dari PDIP, Kenapa?

        Jika peta koalisi berubah, ada dua kemungkinan. Pertama, Prabowo, Puan dan Anies akan bertarung. Kemungkinan kedua, Puan Maharani akan bertarung tanpa ketiga tokoh tersebut.

        ”Jika partai-partai bisa dikendalikan dengan berbagai skenario tersebut, siap-siap ditinggal oleh konstituen akibat pilihan yang dihidangkan tidak sesuai selera,” tambah Hensat-sapaannya.

        Hensat mengatakan, Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang terdiri dari Golkar, PAN dan PPP bisa jadi merupakan Koalisi Penyelamat Ganjar (KPG) yang sangat mungkin terbentuk atas arahan Istana.

        Pasalnya, Jokowi selama ini dicitrakan mendukung Ganjar Pranowo sebagai penerusnya. Sementara, struktur PDIP lebih solid mendukung Puan Maharani.

        Dengan kehadiran KIB yang terdiri dari tiga partai penurut tanpa tokoh sentral yang kuat menjadi penting.

        Selanjutnya, citra, konstituen dan sejarah ketiga partai ini yang sulit untuk bersanding.

        ”PPP ‘bertempur’ puluhan tahun melawan Golkar, sementara PAN lahir dalam semangat Reformasi yang ingin membubarkan Golkar. Apakah ada arahan pembentukan?,” ujarnya.

        Menurutnya, nama Ganjar Pranowo yang diprediksi akan jadi tokoh sentral KIB hingga hari ini belum tampak memiliki nyali untuk meninggalkan PDI Perjuangan.

        “Publik masih melihat ketokohan sebagai pertimbangan utama dalam pembentukan koalisi. Kesepahaman antarelite partai belum cukup untuk meyakinkan publik apakah koalisi tersebut dapat lanjut ke tahap selanjutnya. KIB yang sudah berhasil membuat kesepahaman di level pimpinan tidak mampu meningkatkan kepercayaan publik terhadap inovasi politik tersebut. Koalisi tanpa mencalonkan seorang tokoh yang didukung oleh publik tidak dipercaya akan berlanjut,” jelasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Fajria Anindya Utami

        Bagikan Artikel: