Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Jelang Pilpres 2024, Gesekan Antara Kubu Presiden Jokowi dan Surya Paloh Makin Jelas

        Jelang Pilpres 2024, Gesekan Antara Kubu Presiden Jokowi dan Surya Paloh Makin Jelas Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Situasi politik semakin memanas jelang Pilpres 2024. Saling sindir antara kubu Presiden Jokowi dengan Surya Paloh di forum dan sosial media (sosmed) tidak terelakkan.

        Disinyalir, baik Presiden Jokowi maupun Surya Paloh ingin menjadi King Maker di Pilpres 2024 mendatang.  

        Baca Juga: Potensi Kekuasaan Jokowi Berlanjut Lewat 'Capres Istana' Kian Terbuka, Anies Baswedan Dibutuhkan untuk Maju di Pilpres 2024!

        Surya Paloh diketahui mengambil sikap berseberangan dengan Jokowi dengan mendeklarasikan Anies Baswedan dari Partai Nasdem yang dinilai menjadi antitesa Jokowi. 

        Targetnya, 10 November akan deklarasi bersama Partai Demokrat dan PKS mengusung Anies Baswedan sebagai capres. 

        Untuk wakilnya, masih menjadi perdebatan sebab Partai Demokrat mengusulkan AHY dan PKS usulkan Ahmad Syaikhu dan Ahmad Heryawan.

        Ketua Dewan Pembina Laskar Ganjar Puan (LGP) Mochtar Mohamad, mengatakan kubu Jokowi berpacu dengan waktu. Ibarat menjaga kepompong agar tidak menjadi kupu-kupu yang akan menjadi gravitasi yang sulit dibendung. 

        Baca Juga: Survei Terbaru, Elektabilitas Kang Emil Merangkak Naik Jelang Pilpres 2024

        “Maka jalan kompromisnya adalah 3 poros dalam partai Pemerintah membuka diri kepada PKS dan Demokrat. Hal ini karena di sisa 2 tahun Kabinet Jokowi tidak akan fokus menangani krisis ekonomi/moneter, krisis pangan, inflasi atas kenaikan BBM dan lainnya karena akan terjebak konflik politik, keamanan dan sebagainya," kata Mochtar.

        Ia juga menambahkan, bahwa reshuffle kabinet dari NasDem diganti dengan PKS  merupakan langkah konsolidasi kabinet yang tepat agar konflik bisa direduksi. 

        Bila tidak, maka akan semakin banyak anggota kabinet main dua kaki, seperti di HUT Golkar yang mengundang Anies Baswedan walaupun orangnya tidak datang.

        Hal seperti itu, kata Mochtar, jangan dianggap sepele karena di sana juga ada pertarungan Jusuf Kalla dengan Luhut Binsar Pandjaitan.

        Baca Juga: Pujian Jokowi Dongkrak Peluang Airlangga Menuju Pilpres 2024

        Jokowi dan 3 poros yang ada di koalisi Pemerintah, kata dia, harus kompak untuk menindaklanjuti program yang sudah didesain Kabinet Jokowi agar bisa dituntaskan 10 tahun ke depan oleh kabinet yang cuma ganti pilot dan co pilot-nya.

        "Pertanyaannya siapa pemenang antara Surya Paloh vs Jokowi kita lihat di November Desember 2022 ini perkembangannya," tandasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty

        Bagikan Artikel: