Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Heboh Isu Jokowi Bakal Ambil Alih PDIP dari 'Trah Soekarno' Megawati, Analisis Refly Harun Tajam: Dia Tak Akan Menolak, Butuh Perlindungan!

        Heboh Isu Jokowi Bakal Ambil Alih PDIP dari 'Trah Soekarno' Megawati, Analisis Refly Harun Tajam: Dia Tak Akan Menolak, Butuh Perlindungan! Kredit Foto: Instagram/Megawati Soekarno Putri
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PDIP mendapat sorotan publik beberapa waktu terakhir ini, yang terbaru perihal isu Jokowi yang akan ambil alih tampuk kepemimpinan PDIP dari Trah Soekarno yang sekarang berada di Megawati Soekaarno Putri.

        Paling tidak hal ini sempat digaungkan oleh relawan Ganjar Pranowo yang mendoakan dan menginginkan agar Jokowi jadi Ketua Umum PDIP. Manuver relawan seperti ini dinilai tak bisa dianggap angin lewat saja. Heboh publik soal 3 periode Jokowi malah ditanggapi serius oleh para relawan dengan melakukan gerakan yang cukup masif, pun potensi yang demikian bisa saja terjadi perihal Jokowi ambil alih PDIP.

        Mengenai isu Jokowi yang akan ambil alih posisi Megawati dan menghentikan Trah Soekarno di PDIP ini, Pakar Hukum Tata Negara dan Pengamat Politik Refly Harun angkat suara. Refly menilai jatah pimpinan PDIP saat ini memang terkesan hanya untuk Trah Soekarno.

        Baca Juga: Manuver Menggelegar Anies Baswedan Bersama Tiga Partai Nggak Main-main, Refly Harun Khawatir Ada yang 'Ngambek' Soal Cawapres: Apakah AHY...

        “Kalau bicara mengenai Ketua Umum PDIP itu jatahnya Puan Maharani atau putra dan putri Megawati lainnya,” jelas Refly Harun lewat kanal Youtube miliknya, dikutip Kamis (27/10/22).

        Meski demikian, Menurut Refly Jokowi tidak akan menolak jika ada kesempatan untuk mengambil alih PDIP.

        “Dalam benak dan bayangan saya, Presiden Jokowi tidak akan menolak kalau kemudian ada pelung menjadi Ketum PDIP,” jelas Refly.

        Bukannya tanpa alasan, Refly menganggap Jokowi masih punya segudang urusan yang mana perlu posisi penting untuk menyelesaikan hal tersebut.

        Hal tersebut di antara lain untuk “perlindungan” dari gangguan yang akan diterima setelah tak punya jabatan apapun setelah selesai jadi presiden.

        “Karena kepentingan politik dia masih banyak untuk melindungi, mengangkat dirinya, bargaining position, keamanan pasca tidak lagi menjadi presiden, dsb,” ungkap Refly.

        Sebelumnya relawan Ganjar Pranowo mengungkapkan mengiginkan agar Jokowi bisa jadi Ketua Umum PDIP.

        “Untuk PDI Perjuangan, kita tahu bahwa fatsun partai itu adalah demokrasi, bukan partai kerajaan, maka kami berharap Pak Jokowi mau dan bisa terpilih kelak menjadi Ketua Umum di Kongres PDIP Tahun 2024," kata Koordinator Nasional Kami-Ganjar Joko Priyoski, dikutip dari laman CNNIndonesia, dikutip Jumat (27/10/22).

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Bayu Muhardianto
        Editor: Bayu Muhardianto

        Bagikan Artikel: