Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kinerja Telkomsel hingga IndiHome Kinclong, Laba Bersih Telkom Meroket Jadi Rp19,42 Triliun

        Kinerja Telkomsel hingga IndiHome Kinclong, Laba Bersih Telkom Meroket Jadi Rp19,42 Triliun Kredit Foto: Telkom
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) alias Telkom mencatatkan pertumbuhan positif pada kinerja kuartal ketiga tahun ini. Laba bersih Telkom tumbuh 4,3% yoy menjadi Rp19,42 triliun per September 2022. Pendapatan konsolidasi Telkom meningkat 2,7% yoy menjadi Rp108,87 triliun pada sembilan bulan pertama tahun ini.

        Direktur Utama Telkom, Ririek Adriansyah, mengungkapkan bahwa Telkom melanjutkan implementasi lima strategi Five Bold Moves untuk menunjang pertumbuhan bisnis yang kompetitif dan berkelanjutan. Hal itu yang membuat Telkom mampu tumbuh positif di tengah tantangan disrupsi saat ini.

        Baca Juga: Pendapatan dan Laba Bersih Siloam Hospitals Milik Lippo Group Kompak Turun pada Kuartal Ketiga 2022

        "Kami meyakini langkah ini akan memberikan value yang optimal tidak hanya bagi Telkom, tetapi juga bagi stakeholder," ungkap Ririek, Senin, 31 Oktober 2022.

        Ia menambahkan, entitas anak usaha Telkom, mulai dari Telkomsel hingga IndiHome kompak mencetak pertumbuhan kinerja pada periode tersebut. Telkomsel misalnya, pendapatan tumbuh 1,6% yoy menjadi Rp66,16 triliun per September 2022. Sebagai bagian dari segmen bisnis Mobile, Telkomsel melayani 159,8 juta pelanggan dengan data payload yang tumbuh positif hingga 20,7% yoy menjadi 12.128.796 TB dan konsumsi payload menyentuh 11.785 MB per pengguna layanan data atau tumbuh 17,2% YoY. 

        Kemudian, investasi Telkomsel di GoTo juga menghasilkan synergy value yang cukup baik bagi perusahaan. Demi menjaga dan menjamin kualitas jaringan sekaligus fokus pada pengembangan bisnis digital, Telkomsel secara kontinyu membangun Base Transceiver Station dengan total mencapai 260.815 unit (tumbuh 6,1% yoy) hingga September 2022, dengan 210.632 unit di antaranya merupakan BTS 3G/4G/5G.

        Sementara itu, IndiHome disebut masih menjadi mesin pertumbuhan pendapatan bagi Telkom dengan capaian yang naik 6,4% menjadi Rp20,9 triliun. Kontribusi terhadap total pendapatan Telkom dari IndiHome meningkat dari 18,5% menjadi 19,2%.

        "Dengan penambahan 438 ribu pelanggan baru, hingga September 2022 IndiHome telah melayani 9 juta pelanggan atau tumbuh 6,8% yoy," lanjutnya.

        Pada bisnis tower, Mitratel selaku anak usaha Telkom terus memperkuat posisi sebagai perusahaan tower terbesar di Asia Tenggara melalui kepemilikan sebanyak 35.051 unit tower dengan tenancy ratio 1,44x. Perseroan meyakini bahwa bisnis tower memiliki peluang besar untuk terus tumbuh didorong permintaan dari bisnis data seluler dan implementasi teknologi 5G. Hingga akhir triwulan ketiga 2022, Mitratel membukukan pendapatan sebesar Rp5,6 triliun atau tumbuh 11,5% YoY, dengan EBITDA dan laba bersih tumbuh 15,7% YoY dan 18,1% YoY.

        Hingga September 2022, Perseroan masih terus fokus menjalankan inisiatif lima strategi utama (Five Bold Moves), dengan penekanan saat ini pada Fixed Mobile Convergence (FMC), InfraCo dan Data Center Co. Pada inisiatif FMC, baik Telkom maupun Telkomsel tengah menjajaki model bisnis terbaik yang dapat memberikan nilai yang optimal bagi bisnis fixed dan mobile broadband. Kehadiran FMC diharapkan akan menyediakan berbagai layanan, teknologi, dan harga berdasarkan kebutuhan pelanggan, serta mampu meningkatkan proposisi nilai Telkom Group dan keunggulan yang kompetitif.

        Pada inisiatif InfraCo, Telkom akan mengoptimalkan value dan utilitas aset infrastruktur baik tower maupun fiber, termasuk dalam hal berbagi infrastructure sharing. Selanjutnya untuk inisiatif Data Center, Telkom menjalin kerja sama dengan partner regional dan tengah membangun dua data center yang berlokasi di Batam. Sementara untuk proses konsolidasi seluruh data center di bawah satu entitas Telkom Data Ekosistem (TDE) juga terus dilakukan dengan estimasi target penyelesaian konsolidasi pada 2024 mendatang.

        Hingga September 2022, total belanja anggaran perseroan mencapai Rp21,7 triliun atau 19,9% dari total pendapatan. Anggaran belanja ini difokuskan pada pengembangan infrastruktur jaringan telekomunikasi demi  pengalaman digital pelanggan yang lebih baik.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Lestari Ningsih
        Editor: Lestari Ningsih

        Bagikan Artikel: