Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bukan Sembarangan, Terpilihnya Rishi Sunak Sebagai PM Inggris Bisa Jadi Contoh Pembelajaran buat Pilpres 2024

        Bukan Sembarangan, Terpilihnya Rishi Sunak Sebagai PM Inggris Bisa Jadi Contoh Pembelajaran buat Pilpres 2024 Kredit Foto: Reuters/John Sibley
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Rishi Sunak resmi menjabat sebagai perdana menteri (PM) Inggris menggantikan Liz Truss. Terpilihnya Sunak yang berkulit berwarna dan salah satu PM termuda mampu mengejutkan dunia.

        Mata dunia tertuju pada sosoknya, tak terkecuali Indonesia. Cara Sunak terpilih untuk menggantikan Truss juga bukan sembarangan karena terdapat hal yang menarik, kata pengamat keuangan internasional Yanuar Rizky.

        Baca Juga: Rishi Sunak Itu Antitesis dari Hal-hal yang Digoreng Oleh Politik Kebencian

        Menurut Yanuar, Truss adalah sosok yang sangat populis. Ia menginginkan defisit diperbesar, uang yang beredar ditambah lewat defisit dan belanja yang agresif dari pemerintah. 

        "Dia (Truss) ingin menggerakkan ekonomi dengan quantitatif easing dengan bank sentralnya. Jika melihat pernyataan Bank of England, sebetulnya bank menginginkan quantitative easing, hanya saja ada sedikit missmatch antara Bank of England dengan pemerintah," papar Yanuar, pada diskusi daring Narasi Institute, Senin (31/10/2022).

        Sebagai pembanding, dalam artian berbeda sekali dengan model yang terjadi di Amerika Serikat tahun 2008 di mana quantitative easing itu datangnya dari The Fed kemudian pergantian pemerintahan. Pada gilirannya, pemerintahnya defisit karena meningkatnya klaim dari pengangguran.

        Karena sosoknya yang populis, sambungnya, Truss dalam kebijakannya ingin menanggung kenaikan energi dengan memberlakukan subsidi terutama gas, saat harga yang melambung tinggi. Tapi, hal ini tidak populer bagi kaum monetaris yang akan merasakan uang beredar lebih di konsumen akhir hilir.

        "Makanya Rishi Sunak naik, karena dia yang tidak setuju dengan program populis sebelumnya, bahkan sinyal pertama yang dia kirimkan bahwa dia akan membangkitkan kepercayaan pasar tentang stabilitas di jantung pemerintahan," tuturnya.

        Yanuar menilai, bukan persoalan tidak melakukan quantitative easing terkait belanjanya. Masalah ini sudah disoroti oleh partai oposisi di parlemen.

        "Di parlemen, Rishi Sunak ini akan memotong belanja sosial di masyarakat," ujar Yanuar.

        Sosok Sunak, tambahnya. bukan saja menjadi harapan bagi sebagian besar warga Inggris yang tengah mengalami keterpurukan ekonomi. Politikus keturunan India ini juga termasuk profil yang disenangi oleh AS karena umumnya Washington mengambil kebijakan montaris.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Muhammad Syahrianto
        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: