Gejolak internal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) jadi sorotan dengan kabar bahwa Megawati yang merupakan ketua Umum PDIP bakal dikudeta.
Mengenai perkembangan yang ada, Kemunculan tagar #MegaDikudeta di media sosial membuat senior PDIP di Riau, Kordias Pasaribu angkat bicara.
Kordias mengatakan bahwa dirinya tidak kaget banyak isu miring bermunculan menjelang pesta demokrasi 2024 mendatang.
Ia sudah memprediksi sejak awal, akan ada politisi yang menggunakan berbagai cara kotor untuk melengserkan kejayaan partai lambang banteng moncong putih.
Wakil Ketua DPRD Riau periode 2014-2019 mengatakan bahwa solidatas PDI Perjuangan di bawah kepemimpinan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri tidak bisa dipandang sebelah mata.
Menurutnya, Megawati Soekarnoputri adalah figur yang sudah terbiasa dan terlatih melewati semua proses masa yang sulit sebagai seorang negarawan.
“Perjalanan karier politik Ibu Mega sudah teruji, ditempa sejak zaman represif dan kelam Orde Baru era Soeharto, bahkan disudutkan dengan isu gender sekalipun,” kata Kordias saat dimintai tanggapan terkait #MegaDikudeta oleh JPNN.com, Senin (31/10).
Kordias mengingatkan bahwa PDIP sama sekali bukan anak baru arena pertarungan pemilu.
"Panggung ini untuk lebih menjelaskan kepada rakyat bagaimana Ibu Mega akan membuat keputusan yang lebih mementingkan kepentingan bangsa dan rakyatnya, bukan semata-mata untuk kepentingan pribadi untuk kelompok atau pun golongan tertentu untuk meraih kekuasaan," ungkap pria yang akrab dipanggil Dias ini.
Megawati yang pernah duduk di kursi presiden RI bukanlah sosok yang dibutakan ambisi berkuasa sehingga menggunakan cara-cara kotor, apalagi sampai memecah belah persatuan bangsa.
"Ibu Mega itu seorang negarawan, meskipun PDI Perjuangan pemenang pemilu pada 2014 dan 2019, dan Ibu Mega sebagai ketua umum PDI Perjuangan memberikan tempat kepada Bapak Ir Haji Joko Widodo (Jokowi) memimpin bangsa ini selama dua periode ini. Coba bandingkan partai pengusa sebelumnya berapa menterinya,” ungkap Dias.
Dias membeberkan bahwa Megawati Soekarnoputri semasa menjadi presiden juga telah mampu melahirkan produk undang-undang yang dirasakan rakyat Indonesia hingga saat ini.
“Contohnya saja, kebijakan semasa Presiden RI Hajah Megawati saat itu melahirkan undang-undang bahwa anggaran kesehatan dan pendidikan dalam mata anggaran baik APBN dan APBD harus diutamakan, kemudian peraturan pemilu di tangan rakyat atau pemilihan langsung yang terjadi saat ini,” tutur Dias.
Karena itu, Dias mengatakan percuma saja bikin tagar #MegaDikudeta yang sempat trending di media sosial Twitter.
"Salah lawan jika ada pihak mau acak-acak kader Banteng pakai tagar tersebut, enggak berkualitas cara berkompetisinya, bisa dikatakan cara kampungan, pihak yang mau acak-acak PDI Perjuangan itu," tukas Dias. (mcr36/jpnn)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Bayu Muhardianto