Disinyalir Gegara Pengusungan Anies Baswedan, Jatah Kursi NasDem Terancam: Konsekuensi Besar
Hasil survei Lembaga Survei Indonesian (LSI) Denny JA mengejutkan, Partai NasDem terancam tak bisa lolos dalam parliamentary threshold untuk DPR di Pemilu 2024.
Terlihat perolehan partai besutan Surya Paloh tersebut hanya memiliki 3,9 persen atau lebih rendah dari syarat perolehan suara untuk mendapat kursi DPR yakni 4 persen.
Baca Juga: Tak Mungkin Direbut Anies Baswedan, Prabowo Subianto Malah Akan Menarik Suara Dukungan: Sudah Teruji
Hal ini disinyalir akibat manuver dari partai tersebut yang berani mengusungkan Anies Baswedan di Pilpres 2024.
Salah satunya adalah Jhon Sitorus yang mengatakan hal ini menjadi konsekuensi yang harus dihadapi karena manuver tersebut.
Pasalnya, mantan menteri pendidikan itu selama ini digambarkan sebagai sosok yang menggunakan politik identitas.
“Konsekuensi besar, mendukung AB artinya siap kehilangan konstituen. Apalagi jejak Nasdem itu suaranya di golongan nasionalis, bukan yang ngaku-ngaku agamis,” ucapnya, dalam keterangannya.
Baca Juga: Cari Duet Anies Baswedan, NasDem Ternyata Gak Langsung Lirik AHY dan Aher, Populer Saja Gak Cukup!
Dia merasa yakin para agamais akan tetap loyal kepada partai Islam dan tak akan pindah hanya karena pengusungan Anies.
“Lalu apakah suara kelompok yang ngaku-ngaku agamis akan berubah haluan ke Nasdem? Tentu tidak. Mereka loyal ke PKS,” tuturnya.
Baca Juga: PKS Punya Siasat, Tak Heran Aher Ngebet Diduetkan Sama Anies Baswedan: Saat Dideklarasikan NasDem...
Menurutnya, angka 3,9% sesuai survey LSI untuk suara NasDem di 2024 adalah sebuah hasil yang logis.
Baca Juga: AHY dan Aher Harus Tahan Diri, NasDem Buka-bukaan Terkait Duet Anies Baswedan: Jangan Kawin Paksa...
“Angka itu masih terlalu besar, bahkan bisa jadi tidak sampai 3% karena konstituen Nasdem yang loyal kepada Jokowi masih melihat siapa calon yang akan diresmikan. Ya siap-siap, 2029 cuma jadi tim hore,” tandasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar