Ribut Rencana Deklarasi 10 November Bikin Koalisi NasDem-PKS-Demokrat Goyah, Netizen: Kok Jadi seperti Sinetron Sih?
Kredit Foto: Instagram/Anies Baswedan
Partai NasDem mengusulkan rencana deklarasi 10 November untuk mengumumkan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) resmi dari koalisi. Sayangnya, wacana ini terancam batal karena ditentang oleh partai koalisinya, yaitu PKS dan Demokrat.
Dalam unggahan Politikhariini yang menampilkan potret capres Partai NasDem, Anies Baswedan, dan Wakil Ketua Umum (Waketum) DPP Partai NasDem, Ahmad Ali, tertera keterangan bahwa Partai Demokrat, PKS, dan Partai NasDem belum sepakat deklarasi koalisi tanggal 10 November.
Alasannya, terlalu berdekatan dengan hari ulang tahun Partai NasDem, tanggal harus menjadi kado untuk ketiga partai dan bukan hanya NasDem. Tanggal deklarasi diharap bersamaan dengan pengumuman cawapres Anies Baswedan.
"Partai Demokrat dan PKS belum menyepakati usulan Partai NasDem mendeklarasikan koalisi mereka pada 10 November mendatang," kata Politikhariini.
Menurut @cagubnyinyir2, koalisi antara NasDem, Demokrat, dan PKS banyak yang perlu dituntaskan dahulu sebelum deklarasi.
Menurut @Sulaem7Sulaeman, pada akhirnya nanti pada 10 November akan solid dan deklarasi.
"Semua pihak santai. Saat ini koalisi tiga partai masih alot dan diharapkan bisa secepatnya legowo," ujarnya.
Akun @Aji justru berbeda. Kata dia, sesuai namanya Koalisi Perubahan, maka koalisi NasDem, Demokrat dan PKS pun berubah-ubah terus tanpa kepastian.
"Namanya juga perubahan. Pasti berubah-berubah terus nggak punya prinsip," tambah @Achmad_Soleh.
Seharusnya, saran @Layarqu_Channel, ketiga partai politik tersebut deklarasi koalisi lebih dulu. Setelah itu, baru menyatukan perbedaan. Sebab bila tidak, maka koalisi akan layu sebelum berkembang. "Kok jadi seperti sinetron sih, satu partai nggak setuju, gagal itu barang," sindir @Cinta_NKRI.
Akun @Tri_Djatmiko menduga, masih alotnya deklarasi Koalisi Perubahan karena masih terjadi tarik menarik untuk posisi cawapres antara Ahmad Heryawan (AHR) dari PKS dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dari Partai Demokrat.
Baca Juga: Beda Level Sama Ganjar Pranowo, Ridwan Kamil Harus Terima Kenyataan: Tak Layak, Deklarasinya Gagal
"Partai Demokrat punya kepentingan untuk menyalip Golkar dan masuk tiga besar. Hal itu bisa tercapai jika AHY menjadi cawapres, karena dengan hal tersebut akan menaikkan perolehan suara Partai Demokrat," ujar @Didit_N.
Akun @Nurman mengingatkan ketiga partai yang tergabung dalam Koalisi perubyahan agar berpikir jernih dan sehat menentukan pilihan. Jangan sampai pilihannya berbuah penyesalan.
"Ojo kesusu, mengko getun mburine. Jangan buru-buru, daripada menyesal di belakang hari," kata @Mahesa_Jenar mengingatkan.
Akun @antokarief berharap tanggal 10 November betul terwujud deklarasi Koalisi Perubahan. Namun, dia juga berharap Partai NasDem pamit dari kabinet dalam Pemerintah Jokowi. "Kalau nggak, ya terlalu," kritiknya.
Akun @Aressoes57 berharap Partai NasDem, PKS & dan Partai Demokrat segera deklarasi koalisi. Kemudian, hal yang mestinya lebih baik ditunda adalah bakal cawapresnya karena menghambat deklarasi.
"Partai NasDem berencana deklarasi Koalisi Perubahan bersama Demokrat dan PKS pada 10 November 2022. Tapi, PKS dan Demokrat saat ini belum menyetujui tanggal deklarasi itu," ujar @BlackcoTanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ayu Almas