Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Demi Maksimalkan Potensi Pariwisata Borobudur, PUPR Kebut Pembangunan Pengendali Banjir Bandara YIA

        Demi Maksimalkan Potensi Pariwisata Borobudur, PUPR Kebut Pembangunan Pengendali Banjir Bandara YIA Kredit Foto: Rena Laila Wuri
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus mempercepat pembangunan infrastruktur pengendali banjir Bandara Yogyakarta Internasional Airport (YIA) di Kabupaten Kulon Progo. Pembangunan tersebut guna mendukung kegiatan pariwisata pada Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Borobudur di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

        Menteri Basuki mengatakan, perubahan iklim menjadi tantangan dalam pengelolaan sumber daya air di Indonesia. Ia menjelaskan pergeseran dan perubahan masa musim hujan dan kemarau, serta pola hujan dengan durasi pendek namun intensitasnya tinggi kerap mengakibatkan banjir. 

        Baca Juga: Buka Kejurnas Gateball 2022, Menteri PUPR: Persiapan Menuju PON 2024

        “Upaya penanggulangan bencana, termasuk banjir merupakan tanggung jawab kita bersama. Sesuai dengan tugas dan fungsinya, Kementerian PUPR berperan dalam masalah infrastruktur. Dalam pelaksanaan mitigasi dan pengurangan risiko bencana, penerapan teknologi sangat penting seperti pembangunan bendungan pengendali banjir, sabo dam, jembatan bailey, dan rumah tahan gempa,” kata Menteri Basuki dalam keterangannya, Senin (7/11/2022).

        Dalam mengurangi risiko banjir Bandara YIA, Kementerian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu Opak, Ditjen Sumber Daya Air membangun sejumlah prasarana pengendali banjir pada Daerah Aliran Sungai (DAS) Bogowonto dan Serang. Dukungan infrastruktur dilakukan secara terpadu mulai dari perbaikan/normalisasi badan sungai, peningkatan kapasitas sungai, pembangunan sistem drainase, sodetan, kolam retensi,  pengadaan pompa banjir, hingga bangunan penahan penampung air sepanjang sungai (long storage).

        Pembangunan pengendali banjir Bandara YIA dibagi menjadi empat paket pekerjaan yang dilaksanakan sejak  2020 hingga 2023. Pertama adalah Pembangunan Pengaman Muara Sungai Bogowonto Sisi Barat yang dilaksanakan kontraktor PT. Bumi Karsa-Abipraya, KSO dengan nilai kontrak Rp428,88 miliar. Lingkup pekerjaannya berupa pembangunan jetty sepanjang 306 meter dan tanggul sungai 322 meter, dengan progres saat ini sudah sebesar 88%. 

        Paket kedua yakni Pembangunan Pengaman Muara Sungai Bogowonto Sisi Timur yang dilaksanakan kontraktor WIKA-ADP KSO dengan nilai kontrak Rp413miliar. Lingkup pekerjaannya berupa pembangunan jetty sepanjang 306 meter dan tanggul sungai  258 meter, dengan progres saat ini sudah sebesar 97,9%. 

        Baca Juga: Dua Kaki Dekati Ganjar Pranowo dan Prabowo, Ada Negosiasi Dalam Manuver Jokowi: Dia Tak Mau Fokus...

        Selanjutnya paket ketiga yakni Pembangunan Prasarana Pengendali banjir Sungai Bogowonto yang dilaksanakan kontraktor PT. Brantas Abipraya dengan nilai kontrak Rp360,2 miliar. Lingkup pekerjaan yakni peningkatan kapasitas sungai, pekerjaan long storage, perkuatan tebing/ revetment, kolam retensi dan pengadaan pompa banjir, dengan progress konstruksi sebesar 56.85 %. 

        Terakhir paket keempat yakni Pembangunan Prasarana Pengendali Banjir Sungai Serang yang dilaksanakan kontraktor PT. Pembangunan Perumahan dengan nilai kontrak Rp295 miliar. Lingkup pekerjaan paket keempat diantaranya pekerjaan Peningkatan Kapasitas Sungai, long storage, perkuatan tebing/ revetment, kolam retensi, dan pompa, dengan progress konstruksi sebesar 68.03 %.

        Baca Juga: Tak Gabung NasDem Selepas Deklarasi, Anies Baswedan Dinilai Beda Sama Jokowi: Dia Bukan Sekadar...

        Resiko banjir Bandara YIA disebabkan karena kapasitas saluran drainase di kawasan bandara tidak mampu menampung debit banjir Sungai Bogowonto dan Serang. Terdapat dua langkah penanganan oleh BBWS Serayu Opak yakni pembangunan sistem drainase dan pengendalian debit sungai. 

        Baca Juga: Rawan Terisolir Gegara Banjir Bandang, Mensos Risma Dirikan Empat Lumbung Sosial di Trenggalek

        Pengendalian banjir pada Sungai bogowonto dan Sungai Serang dilaksanakan dengan menggunakan sistem  drainase, kolam retensi, stasiun pompa, dan jetty untuk pembukaan muara sungai. Sistem pengendalian banjir dibagi menjadi 3 yaitu sistem barat yaitu peningkatan kapasitas sungai Bogowonto Hilir, kolam retensi dan long storage lereng, normalisasi Sungai Deres, long storage Carik Barat dengan pompa banjir, sistem Timur meliputi sudetan Kalituru, peningkatan kapasitas Sungai Turi, Sungai Seling, Sungai Dengen, Sungai Kaligintung, Sungai Sidatan, Sungai Kebo Sungai Plumbon, Kolam Retensi Carik Timur dilengkapi pompa banjir dan sistem selatan meliputi peningkatan kapasitas Sungai Ledeng, Sungai Jelantoro dan Drainase Macanan. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Rena Laila Wuri
        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: