Pasca-Covid-19 mengharuskan PT Angkasa Pura I (Persero) bangkit untuk bertahan memberikan pelayanan penerbangan terbaik. Terlebih saat pemerintah melarang penerbangan, hal tersebut sangat berdampak signifikan.
Hal tersebut dikatakan Direktur Utama (Dirut) PT Angkasa Pura 1 (Persero) Faik Fahmi dalam bincang santai kepada wartawan di Press Room Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (7/11/2022).
Baca Juga: Angkasa Pura I Ungkap Ada Investor Mau Investasi di Kawasan Segitiga Indonesia Timur
"Pengelola badan tergantung pada traffic penumpang. Ketika pemerintah melarang penerbangan international dan domestik, membatasi pergerakan di domestik berdampak signifikan," katanya.
Menurutnya, selama 2,5 tahun bertahan akibat Covid-19, PT Angkasa Pura 1 dikelola menggunakan dua program strategi, yaitu survival strategy dan reborn strategy. Dalam hal ini, survival strategy diupayakan agar terjadi survive cost leadership dan deferment enggagement. Sementara, reborn strategy dilakukan untuk mengejar perubahan yang belum dilakukan untuk lebih baik ke depannya.
"Ini momentum untuk Angkasa Pura 1 selama Covid untuk dapat banhgkit. Dulu yang sulit diubah sekarang menjadi lebih mudah, termasuk juga transformasi termasuk restrukturisasi," jelasnya.
Faik pun menegaskan, dampak dari transformasi dan restrukturisasi dan program yang telah dilakukan sebelumnya membawa dampak positif. Untuk laporan laba rugi, Angka Pura I di bulan Juni masih belum positif.
Namun, selama bulan Juli sampai dengan Oktober, lanjutnya, laba rugi beranjak positif, walapun secara total masih terbilang negative. Untuk itu, dia memastikan di tahun 2022 posisi cash bisa positif.
"Dengan sisa waktu bulan November dan Desember all out melakukan mobilisasi dengan menekan kerugian basic performance di laba ruginya. Dipastikan, di tahun 2022 ini kita posisi cashual positif, evidience-nya positif, tapi laba rugi masih negative," tegasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Puri Mei Setyaningrum