Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Berjuang sebelum NasDem Datang, Relawan Anies Baswedan Sebut Dirinya seperti Kerabat dan Sahabat Nabi

        Berjuang sebelum NasDem Datang, Relawan Anies Baswedan Sebut Dirinya seperti Kerabat dan Sahabat Nabi Kredit Foto: Twitter/Anies Baswedan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Setelah mendapat dukungan dari Partai NasDem, langkah Anies Baswedan maju sebagai capres 2024 sedikit lebih dekat. Akan tetapi, menurut Ketua Umum Konfederasi Nasional Relawan Anies (KoReAn), Muhammad Ramli Rahim, kerja relawan Anies yang muncul jauh sebelum adanya dukungan partai politik laksana Assabiqunal Awwalun.

        Assabiqunal Awwalun adalah sekelompok orang yang pertama kali menyatakan diri memeluk agama Islam. Golongan ini masuk Islam pada awal kenabian Nabi Muhammad, atau pada awal abad ke-7. Assabiqunal Awwalun umumnya berasal dari kalangan kerabat dan sahabat Nabi Muhammad.

        Baca Juga: Pengamat Politik Sebut Nasdem Lebih Baik Batalkan Niat Usung Anies Baswedan dalam Pilpres 2024, Ternyata Ini Alasannya…

        Orang pertama yang masuk Islam atau Assabiqunal Awwalun adalah Khadijah, istri Rasulullah SAW. Kemudian disusul Ali bin Abi Thalib, saudara sepupu Nabi yang kala itu masih berusia 10 tahun. Kemudian sahabat terdekat Nabi, Abu Bakar, dan disusul beberapa tokoh lainnya yang ikut memeluk Islam.

        "Mereka tak berpikir jika yang diperjuangkan akan menang, relawan akan jadi apa jika menang, relawan akan dapat apa jika ada kemenangan, relawan akan di posisi mana jika benar-benar menang. Bahkan apakah akan menang atau kalahpun Assabiqunal Awwalun ini tak peduli," tutur Ramli, dikutip Selasa (8/11/2022).

        Intinya, lanjut Ramli, Assabiqunal Awwalun hanya yakin bahwa apa yang diperjuangkannya adalah kebenaran bahwa apa yang diperjuangkannya adalah demi kebaikan. Apa yang diperjuangkannya demi masa depan yang lebih baik, dan kebaikan itu saat ini ada pada orang yang bernama Anies Rasyid Baswedan.

        Sebagaimana di zaman Rasulullah Saw, Assabiqunal Awwalun mayoritas adalah orang-orang biasa, tak punya uang banyak tapi rela menggunakan miliknya untuk perjuangan: harta, jiwa, dan bahkan keluarga pun dikorbankan.

        "Mereka yang tak punya banyak pasukan tapi mau membangun pasukan, tak punya langkah yang jauh tapi berani memulai melangkah jauh," ungkapnya.

        Ketika dukungan sudah mulai terlihat, Assabiqunal Awwalun ini terlihat sumringah. Mereka tak ada pikiran lain macam-macam, padahal sesungguhnya ancaman mulai menghampirinya. "Saat 'hilal' sudah mulai terlihat, ancaman itu akan makin besar. Perannya mulai tergantikan oleh kekuatan-kekuatan baru yang lebih kuat dengan semangat baru," cetusnya.

        Ketika kemenangan sudah makin dekat, kekuatan sedang dan kekuatan besar mulai tergulung oleh kekuatan yang lebih besar, Assabiqunal Awwalun bahkan makin terlihat kecil seperti perahu yang bergerak makin jauh dari daratan. Dalam kondisi seperti itu, peran seorang pemimpin dalam mengelola relawannya, mendapatkan tantangan. Tentunya, terutama para relawan Assabiqunal Awwalun.

        Ramli menegaskan, relawan lahir dan telah melangkah sebelum Partai NasDem mendeklarasikan Anies Baswedan. Mereka yang sudah berkeliaran berjuang membumikan ABW dan berhasil "memaksa" partai politik mendeklarasikan ABW. Sesungguhnya merekalah semua yang tergolong Assabiqunal Awwalun. Mereka harus bersiap menghadapi kenyataan-kenyataan di atas.

        Akan ada atmosfer yang berbeda ketika awal-awal perjuangan, fase pradeklarasi, fase pascadeklarasi, fase pra pendaftaran KPU, fase kampanye, dan fase kemenangan. "Namun, apapun itu relawan-relawan Anies diyakini memiliki tingkat keikhlasan ma'rifat karena tujuannya semata-mata demi Allah dan hanya ingin melihat bangsa ini dalam kebaikan," tegasnya.

        Baca Juga: Kinerja Heru Budi Hartono Kembali Dibandingkan dengan Anies Baswedan: Dia Bersih, Bukan Penata Kata!

        Banyak relawan Assabiqunal Awwalun ini bahkan tak pernah menjabat tangan Anies, mereka hanya bisa melihat gambar Anies. Namun, keyakinan bahwa dalam diri Anies ada kebaikan, pertemuan langsung itu bukanlah syarat untuk berjuang.

        Mereka berjuang dengan ikhlas dan berharap suatu ketika bisa bertemu dengan orang yang diinginkannya memimpin negeri ini. Namun ketika tiba waktunya, sudah begitu banyak orang yang berdiri di sekitar Anies Baswedan.

        "Relawan-relawan Assabiqunal Awwalun ini tak boleh egois dan tak boleh menepuk dada bahwa dirinya berdiri paling depan. Mereka harus terbuka menerima relawan-relawan yang menyatakan sikap setelah hilal terlihat, mereka harus membuka diri pada mereka yang bergabung saat terang akan terlihat karena kemenangan tak mungkin diraih dengan ego dan tepuk dada relawan Assabiqunal Awwalun," urainya.

        Relawan Assabiqunal Awwalun justru tak lagi berpikir untuk mendapatkan panggung karena sesungguhnya posisinya berganti menjadi penyedia panggungnya. Jika saat tugas penyedia panggung sudah dikerjakan orang baru, relawan Assabiqunal Awwalun ini harus melihat celah apa yang belum ada yang kerjakan, tugas apa yang belum tertunaikan, kekurangan apa yang belum tertutupi.

        "Memang tak mudah menjadi relawan Assabiqunal Awwalun karena bisa jadi dalam perjalanannya akan ada yang berkata 'Kamu itu tahu apa?', bahkan akan ada yang berucap 'Kamu siapa sih?, Apa yang bisa kamu lakukan?'," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: