Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Di Depan Pemimpin Negara G20, Kunci untuk Selamatkan Dunia Dikuak Jokowi, Mohon Jangan Sepelekan

        Di Depan Pemimpin Negara G20, Kunci untuk Selamatkan Dunia Dikuak Jokowi, Mohon Jangan Sepelekan Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Nusa Dua -

        Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan dunia sedang mengalami tantangan luar biasa akibat berbagai krisis, mulai dari pandemi Covid-19, rivalitas yang menajam, hingga perang yang terjadi.

        Berbagai krisis tersebut, kata Presiden, berdampak terhadap ketahanan pangan, energi, dan keuangan yang sangat dirasakan dunia, terutama negara berkembang.

        Baca Juga: Utang-utang Negara Miskin Mungkin akan Dihapus, Peran Indonesia Luar Biasa

        Saat berpidato pada Sesi I KTT G20 di Hotel The Apurva Kempinski, Kabupaten Badung, Bali, Selasa (15/11/2022), Jokowi menegaskan bahwa paradigma dan semangat kolaborasi sangat dibutuhkan untuk menyelamatkan dunia.

        “Kita tidak punya pilihan lain. Paradigma kolaborasi sangat dibutuhkan untuk menyelamatkan dunia. Kita semua memiliki tanggung jawab, tidak hanya untuk masyarakat kita, tetapi juga untuk semua orang di dunia,” ujar Presiden.

        Jokowi menegaskan bahwa bertanggung jawab berarti menghormati hukum internasional dan prinsip-prinsip Piagam PBB secara konsisten. Bertanggung jawab juga berarti menciptakan situasi win-win, bukan zero-sum.

        “Bertanggung jawab di sini juga berarti kita harus mengakhiri perang. Jika perang tidak berakhir, akan sulit bagi dunia untuk bergerak maju. Jika perang tidak berakhir, akan sulit bagi kita untuk bertanggung jawab atas masa depan generasi sekarang dan mendatang,” ungkapnya.

        “Kita seharusnya tidak membagi dunia menjadi beberapa bagian. Kita tidak boleh membiarkan dunia jatuh ke dalam perang dingin lainnya,” tegasnya.

        Lebih lanjut, Presiden menyebut Indonesia memiliki 17 ribu pulau, 1.300 suku bangsa, serta lebih dari 700 bahasa daerah.

        Demokrasi di Indonesia berjalan dari pemilihan kepala desa pada tataran tingkat desa hingga ke pemilihan presiden. Untuk itu, Presiden mendorong agar G20 memiliki semangat dialog yang sama untuk menjembatani perbedaan.

        “Sebagai negara demokrasi, Indonesia sangat menyadari pentingnya dialog untuk mempertemukan perbedaan, dan semangat yang sama harus ditunjukkan G20,” tandasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: