Manuver partai dan aktor politik terus berlangsung. Mengenai hal ini, Direktur Eksekutif Aljabar Strategic Arifki Chaniago menilai Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa akan menjadi penghalang besar bagi Partai Gerindra dan PKB.
Menurutnya, kemunculan Khofifah pada Pilpres 2024 akan merugikan bagi dua parpol tersebut.
“Khofifah punya potensi besar sebagai cawapres dan berpotensi memecah basis pemilih Nahdlatul Ulama (NU),” ujar Arifki diansir dari GenPI.co, Selasa (15/11).
Arifki mengatakan masuknya Kofifah ke gelanggang Pilpres 2024 akan melemahkan daya tawar Ketum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin terhadap Partai Gerindra.
“Apalagi sikap PBNU menyatakan tidak berpihak kepada salah satu partai atau capres. Hal tersebut menyulitkan daya tawar PKB dalam mengklaim pemilih NU,” tuturya.
Dirinya menduga PKB berharap banyak kepada Partai Gerindra agar Cak Imin bisa berduet dengan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.
Namun, Arifki menduga Partai Gerindra ingin adanya pertukaran keuntungan dengan menarik pemilih PKB yang berbasis NU.
“Secara pribadi Cak Imin juga ingin menarik efek Prabowo untuk partainya,” kata dia.
Akan tetapi, kata Arifki, netralnya Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) membuka peluang semua parpol menarik suara dari NU.
Arifki pun menyebutkan 3 parpol yang menjadi wadah bagi kader-kader NU yang tidak bergabung dengan PKB.
“Partai lain memiliki kemungkinan untuk menarik pemilih NU, beberapa di antaranya seperti PPP, PDIP, dan Partai Golkar,” pungkas Arifki.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Bayu Muhardianto