Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Rusia Diduga Lakukan Serangan Rudal ke Polandia di Momen KTT G20, Presiden Jokowi Tegas: Hentikan Perang!

        Rusia Diduga Lakukan Serangan Rudal ke Polandia di Momen KTT G20, Presiden Jokowi Tegas: Hentikan Perang! Kredit Foto: Rena Laila Wuri
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Berlangsungnya puncak acara KTT G20 yang dihadiri beberapa pemimpin dunia di Bali diwarnai dugaan serangan ledakan rudal Rusia di Polandia pada Selasa (15/11/2022). Hal ini pun turut dibahas oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai Presidensi G20 tahun ini.

        "Mengawali sesi ketiga ini, izinkan saya mengulangi pesan yang saya sampaikan dalam pembukaan KTT kemarin. Hentikan perang. Saya ulangi hentikan perang. Banyak hal yang dipertaruhkan," kata Jokowi saat membuka sesi ketiga forum KTT G20 dengan tema 'Digital Transformasi'.

        Baca Juga: Gempar, Roket Rusia Guncang Polandia Saat Pemimpin Barat Lagi di Indonesia

        Jokowi mengatakan, perang hanya akan menyengsarakan rakyat. Selain itu, pemulihan ekonomi dunia pun juga tidak akan terjadi jika situasi tidak semakin membaik.

        "Perang hanya akan menyengsarakan rakyat. Pemulihan ekonomi dunia tidak akan terjadi jika situasi tidak membaik," ujarnya.

        Sebagai pemimpin, lanjut dia, harus memiliki tanggung jawab untuk memastikan situasi global yang kondusif bagi masa depan dunia.  

        Baca Juga: Pagar Sepanjang 210 Km akan Dibangun Polandia di Kaliningrad: Supaya Aman dari Rusia

        Seperti diketahui, dua orang tewas dalam ledakan di desa di Polandia dekat perbatasan Ukraina pada Selasa (15/11/2022). Ledakan tersebut diduga disebabkan oleh rudal Rusia. Ledakan terjadi setelah Rusia menghantam kota-kota di seluruh Ukraina dengan rudal pada Selasa.

        Pada Rabu (16/11/2022) pagi, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden yang tengah berada di Bali pun kemudian menggelar rapat darurat bersama para pemimpin global lainnya untuk membahas dugaan ledakan rudal dari Rusia itu. Rapat darurat tersebut digelar di sela-sela rangkaian acara KTT G20 di Bali.

        Sejumlah pemimpin pun berpartisipasi dalam pertemuan tersebut, yakni di antaranya Amerika Serikat, Jerman, Kanada, Belanda, Jepang, Spanyol, Italia, Prancis, dan juga Inggris. Sementara Polandia memanggil Duta Besar Rusia untuk meminta penjelasan terkait dugaan serangan rudal tersebut.

        Kementerian Pertahanan Rusia sendiri telah membantah adanya serangan rudal Rusia di wilayah Polandia. Mereka menyebut tuduhan tersebut sebagai provokasi yang disengaja untuk meningkatkan eskalasi.

        Baca Juga: Barat Ngusulin Bangun Tembok Perbatasan ke Rusia, Polandia: Kami Buat Benteng

        Pada penyelenggaran KTT G20 di hari pertama kemarin, Jokowi juga meminta agar semua negara bersama-sama menghentikan perang yang terjadi. Jokowi menekankan, semua negara memiliki tanggung jawab yang sama untuk menyelamatkan masyarakat dunia. Karena itu, semua negara pun harus menghormati hukum internasional dan juga prinsip-prinsip Piagam PBB secara konsisten.

        "Kita semua memiliki tanggung jawab, tidak hanya untuk rakyat kita, tapi juga untuk rakyat dunia. Bertanggung jawab artinya menghormati hukum internasional dan prinsip-prinsip piagam PBB secara konsisten," kata Jokowi dalam sambutannya di G20 dengan tema 'Kondisi Ekonomi Global, Ketahanan Pangan, dan Energi', Selasa (15/11/2022).

        Jokowi menekankan, semua negara memiliki tanggung jawab untuk menghentikan perang. Jika perang tidak berakhir, lanjutnya, maka akan sulit bagi dunia untuk maju. Selain itu, dunia juga akan sulit untuk memegang tanggung jawab atas masa depan generasi saat ini dan juga generasi yang akan datang.  

        Baca Juga: Mendadak Polandia Perintahkan Warganya Segera Tinggalkan Belarusia

        "Bertanggung jawab artinya menciptakan situasi win-win (keuntungan bersama), bukan situasi zero sum (kalah dan menang)," ujar dia. 

        Jokowi pun mengajak negara-negara G20 agar tidak memecah belah dunia dan tidak membiarkan dunia jatuh ke dalam perang dingin. Sebagai negara demokrasi yang memiliki 17 ribu pulau dan 1.300 suku bangsa, Indonesia menyadari pentingnya dialog untuk mempertemukan perbedaan. Ia mengatakan, semangat yang sama pun juga harus ditunjukan oleh G20.  

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ayu Almas

        Bagikan Artikel: