Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pembangunan IKN Nusantara Butuh 9,2 Juta Ton Baja, GRP Nyatakan Siap Berkontribusi

        Pembangunan IKN Nusantara Butuh 9,2 Juta Ton Baja, GRP Nyatakan Siap Berkontribusi Kredit Foto: Ist
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Rencana pemerintah membangun Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara diperkirakan membutuhkan 9,2 juta ton baja senilai Rp150,5 triliun. Terkait hal itu Emiten baja nasional PT Gunung Raja Paksi Tbk (GRP) optimistis dapat berkontribusi dalam pembangunan IKN Nusantara. 

        Presiden Direktur GRP, Abednedju Giovano Warani Sangkaeng, mengatakan bahwa selama ini GRP memang fokus pada produk-produk ramah lingkungan sesuai konsep pembangunan IKN. Sebagai green steel Indonesia, produk baja GRP memperoleh sertifikat environmental product declaration (EPD). Sertifikasi tersebut merupakan Label Lingkungan Tipe III, yakni standar produk baja untuk memenuhi kebutuhan green building.

        “Dalam pembangunan IKN yang mengutamakan green environment, diperlukan produk-produk yang mempunyai green label. Untuk itu, kami siap dan berkomitmen mendukung pembangunan IKN dengan produk-produk yang ramah lingkungan. Terlebih kami memang concern menerapkan prinsip Environmental, Social and Governance (ESG),” kata prianyang akrab disapa Argo.

        Baca Juga: Perkuat Komitmen Soal Baja Berkelanjutan, GRP Tanda Tangani MoU dengan FFI dan KADIN

        Guna mendukung proyek ibu kota negara, lanjut Argo serta meningkatkan penjualan produk baja dalam negeri dan pendapatan negara, perseroan pun turut menyukseskan pameran industri baja terbesar di Indonesia, IISIA Business Forum (IBF). Acara yang diselenggarakan bersama The Indonesian Iron and Steel Industry Association (IISIA) yang berkolaborasi dengan KADIN Indonesia ini diadakan di Grand City Convention & Exhibition Surabaya, 1 hingga 3 Desember 2022. 

        Menurut Argo, acara bertema ‘Industri Baja Nasional Untuk Indonesia Maju’ tersebut, merupakan syarat mutlak dalam kemandirian industri baja nasional. Pasalnya, industri baja dapat dikatakan sebagai mother of industry, karena merupakan penyuplai bahan baku bagi sektor industri lain. 

        “Sangat strategis untuk kemandirian baja nasional. Terlebih penyelenggaraan IBF 2022 memang bertujuan untuk meningkatkan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) dan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Selain itu, juga untuk membangun kerja sama antar industri nasional dalam penggunaan material konstruksi produksi dalam negeri, dan meningkatkan utilisasi kapasitas industri baja nasional,” jelas Argo.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Annisa Nurfitri
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: