Terawan Ungkap Potensi Kesehatan Indonesia di Harvard Medical School

Penasihat Khusus Bidang Kesehatan Presiden RI, Terawan Agus Putranto, menjadi pembicara dalam kuliah tamu di Harvard Medical School, Boston, Amerika Serikat, pada Senin (31/3) waktu setempat atau Selasa (1/4) dini hari WIB.
Dalam kesempatan itu, mantan Menteri Kesehatan RI tersebut memaparkan makalah berjudul “Making Immunotherapy in Low Resources Settings (Indonesia and Timor Leste)”, yang membahas pengembangan Immunotherapy Nusantara di tengah keterbatasan sumber daya.
Terawan menjelaskan bahwa Immunotherapy Nusantara adalah terapi yang memanfaatkan sistem imun tubuh untuk melawan berbagai penyakit, termasuk infeksi dan kanker. Terapi ini dikembangkan dengan bahan-bahan alami yang tersedia di Indonesia dan kini telah diterapkan di Timor Leste.
“Hingga saat ini, pengembangannya terus berjalan dan telah berkembang ke negara lain, termasuk Timor Leste,” ujar Terawan dalam kuliah yang digelar di Armenise Modell 100 Atrium, Harvard Medical School Campus.
Lebih lanjut, Terawan mengungkapkan bahwa beberapa negara telah menghubunginya untuk menjajaki kerja sama dalam pengembangan Immunotherapy Nusantara. Ia menegaskan bahwa terapi ini bisa dikembangkan di berbagai negara dengan memanfaatkan sumber daya lokal, seperti tanaman obat dan mikroorganisme.
“Setiap negara memiliki potensi bahan baku sendiri. Immunotherapy Nusantara bisa dikembangkan di mana saja dengan sumber daya yang tersedia,” imbuhnya dalam sesi yang juga disiarkan secara virtual melalui Zoom.
Dalam kuliahnya, dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM) ini mengajak akademisi, peneliti, dan mahasiswa untuk aktif dalam penelitian medis. Menurutnya, perkembangan ilmu kesehatan harus sejalan dengan tantangan penyakit yang terus berkembang.
“Penyakit terus berkembang, maka ilmu pengetahuan juga harus terus maju. Kampus harus menjadi motor penggerak penelitian kesehatan,” tegas Terawan.
Ia juga menyoroti pentingnya kolaborasi antarnegara dalam penelitian medis. Menurutnya, Indonesia mampu mengembangkan Immunotherapy Nusantara dengan sumber daya yang ada, tetapi kerja sama global tetap diperlukan.
“Intinya adalah kolaborasi dan penelitian berkelanjutan. Sumber daya bisa berasal dari mana saja,” ucapnya.
Guru Besar Department of Global Health and Social Medicine, Harvard Medical School, Prof. Byron J. Good, mengapresiasi pemaparan Terawan dalam kuliah tamu tersebut. Antropolog medis itu berterima kasih atas kehadiran Terawan yang telah berbagi wawasan tentang Immunotherapy Nusantara.
Sementara itu, Asisten II Penasihat Khusus Bidang Kesehatan Presiden, Oktafiandi, menyatakan bahwa pengembangan Immunotherapy Nusantara merupakan bagian dari upaya mewujudkan kedaulatan kesehatan Indonesia.
“Presiden Prabowo menekankan pentingnya memberikan akses kesehatan yang mudah dan terjangkau bagi rakyat serta mewujudkan kedaulatan di bidang kesehatan. Immunotherapy Nusantara adalah salah satu langkah menuju kedaulatan kesehatan nasional,” ujar Oktafiandi.
Terawan pun menegaskan bahwa Immunotherapy Nusantara adalah sumbangsih Indonesia untuk dunia. “Kami ingin penelitian dan inovasi medis dari Indonesia bisa memberi manfaat bagi kesehatan global,” tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement