Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Mantan Karyawan Twitter: Kepemimpinan Elon Musk Tak Membuat Twitter Lebih Aman!

        Mantan Karyawan Twitter: Kepemimpinan Elon Musk Tak Membuat Twitter Lebih Aman! Kredit Foto: Instagram/Elon Musk
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Twitter tidak lebih aman di bawah kepemimpinan Elon Musk, ujar mantan kepala kepercayaan dan keamanan Twitter Yoel Roth. Dalam sebuah wawancara, ia memperingatkan bahwa sejak dirinya mengundurkan diri bulan ini, perusahaan tidak lagi memiliki cukup staf untuk pekerjaan keamanan perusahaan.

        Roth adalah seorang veteran Twitter yang membantu mengarahkan platform media sosial melalui beberapa keputusan penting, termasuk langkah untuk menangguhkan secara permanen pengguna paling terkenalnya, mantan Presiden AS Donald Trump tahun lalu.

        Melansir Reuters di Jakarta, Rabu (30/11/22) kepergiannya dari Twitter semakin mengguncang pengiklan. Sementara itu, banyak di antaranya mundur dari Twitter setelah Musk memberhentikan setengah dari staf, termasuk yang terlibat dengan moderasi konten.

        Baca Juga: Elon Musk Bereaksi Keras Atas Klaim Sam Bankman-Fried yang Sebut Punya Saham di Twitter!

        Sebelum Musk mengambil alih kepemimpinan di Twitter, sekitar 2.200 orang di seluruh dunia fokus pada pekerjaan moderasi konten, kata Roth.

        Twitter di bawah Musk mulai menyimpang dari kebijakan tertulis yang tersedia untuk umum terhadap keputusan konten yang dibuat secara sepihak oleh Musk. Inilah alasannya mundur dari Twitter.

        "Salah satu batasan saya adalah jika Twitter mulai diatur oleh dekrit diktator daripada kebijakan ... saya tidak perlu lagi dalam peran saya, melakukan apa yang saya lakukan," katanya.

        Perubahan langganan premium Twitter Blue, yang akan memungkinkan pengguna membayar tanda centang terverifikasi di akun mereka akan tetap diluncurkan meskipun ada peringatan dan saran dari tim kepercayaan dan keamanan, ujarnya.

        Peluncuran tersebut dengan cepat dilanda spammer yang menyamar sebagai perusahaan publik besar seperti Nestle.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajria Anindya Utami
        Editor: Fajria Anindya Utami

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: