Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Muak dengan Jargon 'Aku Pancasila dan Kamu Khilafah', Tokoh Pendidikan Mantap Dukung Anies: Narasi Intoleran Itu Pembodohan Bangsa

        Muak dengan Jargon 'Aku Pancasila dan Kamu Khilafah', Tokoh Pendidikan Mantap Dukung Anies: Narasi Intoleran Itu Pembodohan Bangsa Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Sukarelawan yang mengatasnamakan Laskar Angkatan Muda Anies Baswedan (Laskar AMAN) melakukan deklarasi mendukung Anies Baswedan maju sebagai capres 2024. Laskar AMAN terdiri dari tokoh pendidikan dan lintas agama, antara lain Ahmad Rizali sebagai Dewan Pakar, Ervanus Tou sebagai Ketua, Indra Charismiadji selaku juru bicara (jubir).

        Indra Charismiadji, dikenal sebagai praktisi dan pengamat pendidikan Indonesia yang sangat kritis, mengatakan bahwa deklarasi tersebut sebagai bentuk dukungan masyarakat lintas agama dan tokoh pendidikan terhadap Anies Baswedan untuk maju sebagai capres di Pilpres 2024.

        Baca Juga: NasDem dan Anies Baswedan Diganggu Teror Telur Busuk Plus Kaos Kaki, Refly Harun Minta Aparat Turun Tangan: Tangkap Orangnya!

        "Relawan Laskar AMAN ini merupakan organik dan bukan bayaran. Dukungan kepada Anies Baswedan sebagai bentuk kecintaan kepada Ibu Pertiwi," tegas Indra di sela-sela deklarasi dukungan kepada Anies Baswedan di Jakarta, Minggu (4/12).

        Sukarelawan Laskar AMAN menilai Anies merupakan sosok yang tepat menjadi presiden untuk semua agama dan semua warga Indonesia. Hal ini telah terbukti selama 5 tahun menjadi Gubernur DKI Jakarta.

        "Kami menilai Mas Anies ini bisa menjadi presiden untuk semua. Kami sedih melihat bangsa ini dibodohi, dipecah-belahkan walaupun sudah merdeka puluhan tahun," kata Indra.

        Indra menegaskan hadirnya Laskar AMAN ingin menjadikan Indonesia negara aman dan bebas dari isu negara khilafah, upaya islamisasi atau pun kristenisasi yang selalu digulirkan dan menyebabkan kelompok tertentu mendapat perlakukan berbeda dan terintimidasi.

        "Pada dasarnya kami sudah muak dengan narasi perpecahan dengan politik dengan jargon 'aku Pancasila dan kamu khilafah'. Mereka ini saudara-saudara kita juga, sementara mereka mempunyai pandangan berbeda, mungkin enggak seperti yang digembar-gemborkan," tutur Indra.

        Dikatakan Indra, Anies yang selalu dikaitkan dengan kelompok intoleran ternyata tidak terbukti selama 5 tahun menjabat Gubernur DKI Jakarta. "Ketakutan yang disebarkan selama ini bahwa Jakarta akan menjadi provinsi syariah atau pengusung negara khilafah tidak terbukti. Mas Anies melakukan berbagai macam terobosan memberikan rasa aman dan kebebasan untuk  semua agama," tuturnya.

        Indra menjelaskan, selama Jakarta dipimpin Anies, izin pendirian rumah ibadah yang sulit didapat dan telah menunggu puluhan tahun dikeluarkan. Selain memberikan Izin Mendirikan Bangunan (IMB), Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada masa kepemimpinan Anies Baswedan juga menyalurkan bantuan sosial melalui dana hibah Bantuan Operasional Tempat Ibadah (BOTI) untuk semua agama.

        Jadi, kata Indra, apa yang ditakutkan tidak terjadi. Tingkat kohesivitas alias tidak ada polarisasi  sangat tinggi. "Ini kajiannya dari Nanyang Technical University Singapura. Bukan abal-abal dan pembangunan rumah ibadah semua yang selama ini kesulitan mendapatkan IMB-nya, tetapi  selama Anies menjabat sebagai gubernur justru terjadi," jelasnya.

        Baca Juga: Alasan Mahfud MD Bisa Jadi Cawapres Anies: Salah Satunya Jadi Bagian Jokowi

        "Berarti narasi intoleran dan radikal kepada sosok Mas Anies, itu, kan pembodohan bangsa," ucapnya. Situasi bangsa yang diwarnai oleh isu yang memperkeruh persaudaraan sesama anak bangsa, kata Indra, menjadi pertimbangan para tokoh lintas agama dan tokoh pendidikan bergerak menjadi relawan Laskar AMAN  guna mencerdaskan anak bangsa.

        "Itu sebabnya tokoh-tokoh pendidikan dan lintas agama mempunyai cita-cita mencerdaskan bangsa, jangan dipecah belahkan terus karena dari zaman Belanda, kelemahan kita ini mudah diadu domba. Dan politik devide et impera ini selalu sukses dipakai karena faktanya bangsa belum cerdas."

        Baca Juga: Kerap Diserang Framing Intoleran, Pengurus PBNU: Faktanya Anies Berhasil Bangun Jakarta dengan Karakter Kesetaraan

        "Yang paling saya takutkan adalah jangan-jangan memang bangsa ini sengaja dibuat bodoh. Ini yang membuat kami harus turun tangan," ucap Indra.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: