Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        CEO Coinbase Murka dengar Klaim Sam Bankman-Fried yang Salah Hitung Uang Rp122 T: Pasti Dicuri!

        CEO Coinbase Murka dengar Klaim Sam Bankman-Fried yang Salah Hitung Uang Rp122 T: Pasti Dicuri! Kredit Foto: Fortune
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Bos raksasa kripto lainnya, CEO Coinbase, Brian Armstrong mengutuk Sam Bankman-Fried yang mengklaim ia salah menghitung uang USD8 miliar (Rp122 triliun) sesaat sebelum FTX bangkrut.

        Armstrong mengatakan tidak mungkin miliaran dolar dapat lolos begitu saja dari pendiri dan mantan CEO FTX, yang lulus dari Massachusetts Institute of Technology dengan gelar di bidang fisika.

        "Saya tidak peduli seberapa berantakan akuntansi Anda ... Anda pasti akan menyadarinya jika menemukan tambahan USD8 miliar untuk dibelanjakan," katanya di Twitter. “Bahkan orang yang paling mudah tertipu pun tidak boleh mempercayai klaim Sam bahwa ini adalah kesalahan akuntansi.”

        Melansir Decrypt di Jakarta, Senin (5/12/22) CEO Coinbase melanjutkan dengan yakin bahwa ketidaksesuaian pada neraca FTX sengaja dibuat.

        Baca Juga: Dampak Keruntuhan FTX, Raksasa Coinbase Ikut Terdampak Hingga Sahamnya Anjlok Dalam-Dalam!

        “Ini adalah uang pelanggan curian yang digunakan dalam hedge fund-nya, jelas dan sederhana,” tulis Armstrong.

        Setelah keruntuhan FTX, diduga dana pelanggan senilai USD10 miliar (Rp153 triliun) telah ditransfer secara diam-diam ke Alameda Research, sebuah lindung nilai yang didirikan bersama oleh Bankman-Fried, menurut laporan dari Reuters.

        Tapi Bankman-Fried mengklaim dia tidak sadar mencampurkan dana antara FTX dengan Alameda. Dia mengaku salah menempatkan uang USD8 miliar hingga salah perhitungan akuntansi dalam wawancara baru-baru ini dengan Bloomberg.

        Dia menjelaskan bahwa dana dari pengguna FTX yang menyetor uang ke rekening mereka dikirim ke Alameda karena beberapa bank lebih bersedia bekerja dengan dana lindung nilai daripada pertukaran kripto. Ia mengklaim hal ini menyebabkan beberapa aset dihitung ganda karena akun pengguna dikreditkan.

        CEO FTX baru John Ray III, yang juga memimpin Enron melewati kebangkrutannya, mengatakan praktik akuntansi dan standar tata kelola perusahaan FTX adalah yang terburuk yang pernah dia lihat. Ia menggambarkan situasi FTX sebagai kejadian yang belum pernah terjadi sebelumnya, dokumen pengadilan bahkan mengungkapkan pertukaran itu tidak memiliki departemen akuntansi.

        Coinbase telah memanfaatkan keruntuhan FTX untuk menggambarkan dirinya sebagai nama tepercaya dalam crypto, karena runtuhnya kerajaan SBF membayangi seluruh industri dan masa depannya yang prospektif.

        Kurang dari seminggu setelah FTX mengajukan kebangkrutan, Coinbase mengeluarkan iklan satu halaman penuh di Wall Street Journal, berjudul "Percayai Kami".

        Penutupan FTX yang cepat tetap saja menodai kepercayaan investor terhadap kripto dalam hal harga aset digital dan ekuitas yang terkait dengan industri. Menyusul pengajuan kebangkrutan FTX pada 11 November, harga saham Coinbase turun 17%.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajria Anindya Utami
        Editor: Fajria Anindya Utami

        Bagikan Artikel: