Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Nyaris Bergesekan dengan Jepang, Ternyata Rusia Kirim Rudal ke Dekat Wilayah...

        Nyaris Bergesekan dengan Jepang, Ternyata Rusia Kirim Rudal ke Dekat Wilayah... Kredit Foto: Reuters/Kim Kyung-Hoon
        Warta Ekonomi, Moskow -

        Rusia mengerahkan sistem rudal pertahanan ke wilayah utara Kepulauan Kuril, yakni bagian dari rantai pulau strategis yang membentang antara Jepang dan Semenanjung Kamchatkan Rusia. Moskow dan Tokyo diketahui terlibat persengketaan klaim di wilayah Kuril Selatan.

        Kementerian Pertahanan Rusia mengungkapkan, sistem rudal Bastion, yang memiliki jangkauan penerbangan hingga 500 kilometer, dikerahkan ke pulau Paramushir di bagian utara Kepulauan Kuril.

        Baca Juga: Prediksi Intelijen Militer Ada tapi Rusia Kecolongan Serangan Drone Ukraina, Gara-gara Satelit Ini?

        Tak hanya mengerahkan sistem rudal, Rusia turut membangun sebuah kamp militer di sana dengan kondisi yang memungkinkan untuk dinas, akomodasi, rekreasi, dan makanan sepanjang tahun bagi para personel. 

        “Prajurit pesisir Armada Pasifik akan terus berjaga sepanjang waktu untuk mengontrol wilayah perairan dan zona selat yang berdekatan,” kata Kementerian Pertahanan Rusia dalam sebuah pernyataan, Senin (5/12/2022).

        Setahun sebelumnya, Rusia memasang sistem rudal Bastion di Pulau Matua yang terletak di bagian tengah punggung bukit Kuril. Pada September lalu, lembaga Center for Strategic and International Studies mengungkapkan, militerisasi Rusia di Kepulauan Kuril tak terdeteksi karena perhatian dunia tengah tercurah ke Ukraina.

        “Langkah-langkah Rusia untuk meningkatkan kehadirannya menunjukkan pulau-pulau itu akan terus memainkan peran merusak bagi hubungan Rusia-Jepang di masa depan dan Jepang bersama Amerika Serikat (AS) harus memperdalam konsultasi mengenai kegiatan Rusia di wilayah tersebut,” kata Center for Strategic and International Studies dalam laporannya.

        Akhir 2021 lalu, Rusia mengatakan mereka mempertahankan kemauan politik untuk melanjutkan pembicaraan dengan Jepang guna menyepakati perjanjian damai. Sejak Perang Dunia II berakhir, kedua negara memang belum secara resmi berdamai.

        Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengungkapkan, Jepang adalah mitra Rusia. Moskow, kata dia, sangat menghargai hubungan bilateral kedua negara. Kendati demikian, Peskov tak menyangkal bahwa ada pula masalah bersama yang mereka hadapi.

        Namun masalah itu tak lantas membuat kemauan Rusia untuk secara resmi berdamai dengan Jepang luntur.

        “Kami mempertahankan kemauan politik untuk melanjutkan dialog komprehensif dengan mitra Jepang kami sehingga kami menemukan cara menyelesaikan masalah utama ini,” ujar Peskov, 2 Desember tahun lalu, dilaporkan laman kantor berita Rusia, TASS.

        Sejak Perang Dunia II berakhir pada 1945, Rusia dan Jepang telah mengadakan serangkaian konsultasi untuk mencapai perjanjian damai.

        Pada 1956, kedua negara menandatangani Deklarasi Bersama sebagai simbol berakhirnya konfrontasi di antara mereka dan pemulihan hubungan diplomatik.

        Dalam deklarasi tersebut, Jepang dan Rusia juga sepakat melanjutkan negosiasi perjanjian perdamaian serta membahas perihal sengketa teritorial, yakni di wilayah Kepulauan Kuril Selatan.

        Setelah Perang Dunia II, Kepulauan Kuril Selatan menjadi bagian dari Uni Soviet. Namun Jepang menentang kepemilikan Iturup, Kunashir, Kepulauan Shikotan, dan Kepulauan Habomai. Berdasarkan Deklarasi Bersama yang disepakati pada 1956, Uni Soviet setuju untuk menyerahkan Kepulauan Shikotan dan Habomai. 

        Namun pada 1960, Jepang menandatangani perjanjian keamanan dengan AS. Hal itu membuat Soviet membatalkan niatnya untuk menyerahkan Shikotan dan Habomai kepada Jepang.

        Saat itu, Soviet menyatakan hanya akan memberikan pulau-pulau tersebut kepada Jepang hanya ketika semua pasukan asing ditarik dari wilayahnya. Hingga kini, persengketaan atas wilayah tersebut masih berlangsung.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: