Soal Wacana Jadikan Prabowo Subianto Cawapres Anies Baswedan, Orang Perindo: Tidak Etis!
Bursa pencapresan pilpres 2024 terus menjadi perhatian publik. Mengenai perkembangan yang ada, Wacana yang meminta Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, menjadi calon wakil presiden mendampingi Anies Baswedan pada Pilpres 2024 dinilai tidak tepat dan tidak etis.
"Tidak etis, masak Waketum Nasdem Pak Ahmad Ali meminta Pak Probowo Subianto selaku ketua umum Gerindra untuk menjadi pendamping Anies sebagai cawapres," kata Wakil Ketua Umum Partai Perindo, Boyke Novrizon, dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (6/12/2022).
Dia menilai bahwa pernyataan Ahmad Ali tersebut tidak etis karena daya tawar politik yang dimiliki Nasdem dan Gerindra sangat berbeda. Menurut Boyke, hasil Pemilu 2019 menunjukkan bahwa Gerindra meraih 17,5 juta suara sedangkan Nasdem hanya 12,6 juta.
Boyke mengatakan, wacana tersebut ibarat mengajarkan ikan berenang di air yang bening karena publik tahu elektabilitas Prabowo lebih tinggi dibandingkan Anies berdasarkan sejumlah hasil survei.
"Publik tahu bahwa elektoral Prabowo jauh lebih tinggi dari Anies dan beliau merupakan pemimpin Partai Gerindra yang mesin partainya solid," ujarnya.
Boyke menambahkan, Partai Gerindra sendiri memiliki modal ambang batas untuk mengajukan pasangan capres-cawapres atau presidensial threshold. Oleh karena itu, Prabowo lebih tepat menjadi capres, bukan sebagai cawapres dalam kontestasi Pilpres 2024.
Sebelumnya, Wakil Ketum Partai Nasdem, Ahmad Ali, mengungkapkan harapannya agar Gerindra bergabung dalam Koalisi Perubahan yang diusung partainya bersama Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Menurut dia, apabila Gerindra bergabung maka tidak menutup kemungkinan Prabowo menjadi cawapres mendampingi bakal capres Partai Nasdem, Anies Baswedan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Bayu Muhardianto