Alasan Megawati Belum Pilih Capres 2024 Dibongkar Orang Dalam PDIP: 'Beliau Sedang Teringat Cinta Pertamanya'
Politisi PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko membongkar alasan kenapa Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri sampai hari ini belum juga menentukan calon presiden (capres) untuk Pemilu 2024.
Menurut Budiman, soal Pilpres, Megawati saat ini tengah mencari seorang sosok pemimpin sejati, bukan hanya persoalan jabatan mentereng sebagai presiden.
Lebih dari itu, Mega saat ini tengah mencari pemimpin yang benar-benar menjadi pemimpin untuk Indonesia, bukan saja untuk masa kini, tetapi jangkauannya sampai 100 tahun ke depan.
"Saya ingat pidato beliau waktu menutup Rakernas PDI Perjuangan. Beliau bilang PDIP tidak mencari presiden, kami mencari pemimpin. Presiden itu orang gajian saja, ketika selesai dapat pensiun, presiden hanya memikirkan bagaimana memikir 5 tahun ke depan. Tapi seorang pemimpin itu bukan orang gajian," kata Budiman menjawab pertanyaan Zulfan Lindan.
Mantan anggota DPR RI ini menyatakan hal itulah yang menjadi salah satu alasan kenapa Megawati belum meneken surat persetujuan terkait capres hingga hari ini.
"Kenapa belum? Beliau ngomong gini waktu di Rakernas: saya rindu pemimpin seperti Bung Karno Bung Hatta, Bung Syahrir, Muhammad Yamin, yang waktu saya kecil mendengar mereka berdebat, diskusi dengan Bapak saya (Bung Karno-red) soal tata negara, tentang masa depan dan soal-soal strategis.
"Di situlah beliau merasa itu absen hari ini. Tidak ada perbincangan yang melampaui sekadar jabatan kepresidenan tapi bagaimana visi Indonesia 100 tahun ke depan," tegasnya.
Budiman lantas mengutip kembali pernyataan Mega bahwa kemungkinan ketua umumnya itu belum menentukan capres karena Mega tengah teringat sosok yang menjadi cinta pertama dalam hidupnya, yakni Bung Karno, ayahnya.
"Bu Mega pernah bilang 'saya kalau meninggal saya khawatir apakah Indonesia masih ada atau enggak'. Nah saya jadi berpikir, kan cinta pertama seorang anak perempuan itu ayahnya. Rasa-rasanya beliau sedang mengingat cinta pertamanya itu. Beliau sedang mengingat ayahnya dan ayahnya adalah kebetulan presiden dengan segala referensi yang pernah beliau dengar waktu kecil itu," tambahnya.
Untuk itu, di Pilpres 2024, Budiman menegaskan bahwa PDIP tidak hanya ingin menang lagi di Pemilu, tapi lebih dari itu PDIP ingin menghasilkan pemimpin yang punya visi seperti yang dicita-citakan oleh Megawati.
"Saya melihat Ibu Mega ada dalam posisi bahwa menjadi menang itu yes, penting dan menyenangkan. Tapi setelah menang dan berkuasa itu mau dibawa ke mana Indonesia itu kelihatannya yang menjadi concern beliau," jelas pentolan aktivis 1998 yang pernah dipenjara di era Soeharto tersebut.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat