Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kemenperin dan Korea Selatan Kerja Sama dalam Pengembangan SDM Industri

        Kemenperin dan Korea Selatan Kerja Sama dalam Pengembangan SDM Industri Kredit Foto: Kemenperin
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Indonesia dan Korea Selatan memiliki sejarah panjang dalam kerja sama antarnegara. Pada tahun 2023, kerja sama kedua negara tersebut telah berlangsung tepat 50 tahun.

        Investasi Korea Selatan di Indonesia dalam kurun waktu 2017-2021 menunjukkan bahwa Korea Selatan telah menjadi investor terbesar ketiga sebesar US$8,18 miliar. Pada kunjungan Presiden Indonesia bulan Juli 2022 ke Korea Selatan, juga telah ditandatangani kesepakatan US$6,37 miliar dan akan menyerap lebih dari 58 ribu tenaga kerja.

        Baca Juga: Siap Temukan Peluang Emas di Tengah Resesi, Kemenperin Cetak 27 IKM Inovatif

        Terkait pengembangan SDM Industri, Kementerian Perindustrian menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Ulsan College dan Kocham Indonesia pada Senin (12/12) di Jakarta.

        "Dalam MoU tersebut, di antaranya telah disepakati kerja sama pelatihan antara Ulsan College dan Kocham bersama Balai Diklat Industri Kemenperin dan PIDI 4.0, kerja sama pendidikan antara Ulsan College dan Politeknik Kemenperin, sertifikat kompetensi, program pendidikan untuk ASN Kemenperin, program akademik jangka pendek khusus atau program budaya, hingga penelitian dan publikasi bersama," jelas Arus Gunawan, Kepala BPSDMI, pada kegiatan Penandatanganan MoU tersebut.

        Kerja sama juga mencakup pengembangan tenaga kerja dan kerja sama ketenagakerjaan di Indonesia dan Korea Selatan, pertukaran informasi dan materi yang menjadi kepentingan bersama, termasuk kunjungan benchmarking dan pertukaran tenaga ahli, modul pembelajaran, kurikulum, teknologi, dan tenaga teknis terkait transformasi industri 4.0.

        "Penandatanganan MoU ini adalah langkah awal yang tentunya perlu ditindaklanjuti dengan rencana teknis yang disepakati oleh tim teknis kedua pihak agar terlaksana," lanjut Arus.

        Staf Ahli Menteri Bidang Iklim Usaha dan Investasi Kemenperin, Andi Rizaldi, mengapresiasi kerja sama tersebut. "MoU Perkembangan Eco-Industrial Park (EIP) Model Korea di Indonesia dapat mempercepat transformasi Industrial Estates di Indonesia menuju Eco-Industrial Park," ucap Andi.

        Kementerian Perindustrian menaungi 11 Politeknik, 2 Akademi Komunitas, 9 Sekolah Menengah Kejuruan, serta 7 Balai Diklat Industri yang setiap tahun menghasilkan ribuan SDM kompeten dan siap kerja.

        "Kami harapkan dari MoU ini akan dilahirkan banyak kesempatan penyerapan tenaga kerja baik di Indonesia dan Korea Selatan serta peningkatan keahlian teknologi dan manajemen Indonesia dari benchmarking Korea Selatan," kata Arus.

        Sebelumnya, dengan Kemenperin, kerja sama Korea Selatan dan Indonesia berupa kerja sama strategis di bidang pengembangan pusat teknologi alat-alat permesinan di Bandung, Jawa Barat dengan Korea Institute for Advancement of Technology (KIAT), aktivitas kerja sama terkait industri 4.0 dengan NRC, pembangunan smart factory dan test bed di PIDI 4.0 dengan KITECH, ILJOO GnS dan Gachon University.

        "Dalam lingkup berbagai kerja sama tersebut telah ada beberapa kerja sama yang sedang berjalan di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin, di antaranya kerja sama terkait pengembangan pusat ekosistem startup di PIDI 4.0 yang didukung oleh STEPI serta pengenalan ICT practical enterprise di Indonesia untuk pendidikan vokasi yang didukung KRIVET, keduanya merupakan afiliasi lembaga riset NRC," jelas Arus.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: