Pemerintah Dorong Pelaku Fintech Berkontribusi Percepat Digitalisasi UMKM di Indonesia
Beberapa tahun terakhir, fintech telah menjadi salah satu sektor yang paling berkembang dan berpotensi dalam pertumbuhan ekonomi digital Indonesia. Untuk mempercepat ekonomi digital, Kementerian Kementerian Komunikasi dan Informatika menggandeng platform pelatihan fintech 10x1000 Tech for Inclusion (10x1000) untuk melatih 60.000 talenta lokal menjadi wirausaha digital.
Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) SDPPPI Kominfo, Said Mirza Pahlevi, mengatakan bahwa di tengah pesatnya perkembangan fintech, ada persoalan krusial dimana literasi keuangan digital masih terbilang rendah.
Baca Juga: Kredit Macet Melambung, OJK Minta Industri Fintech Perkuat Manajemen Risiko
"Hal ini terlihat dari kesenjangan pembiayaan UMKM masih terbilang besar kesenjangannya. Menurut data Asosiasi Fintech Pendanaan bersama Indonesia atau AFPI pada tahun 2020 masih ada 46,6 juta atau 77,6% UMKM di Indonesia yang belum mendapatkan pembiayaan baik dan perbankan maupun lembaga non bank," kata Said dalam sambutannya di Closing Event 10x1000 Indonesia Chapter, Rabu (14/12/2022).
Untuk menjawab permasalahan tersebut maka Kementerian Kominfo, lanjut Said melalui Digital Entrepreneurship Academy (DEA) bersama dengan ANT Group berkolaborasi.
"Tujuannya adalah untuk meningkatkan literasi keuangan digital untuk UMKM," jelas Said.
Sementara itu, Kepala Badan Litbang SDM Kementerian Kominfo Hary Budiarto menyebut pada tahun 2022 sendiri Fintech ini menyumbang kontribusi pertumbuhan ekonomi sebesar 0,45% atau produk domestik bruto lebih dari Rp60 triliun.
"Jadi ini cukup berpotensi. Kemudian kalau kita lihat sektor UMKM di Indonesia kita punya target 50% atau 64 juta UMKM ini menggunakan platform digital dalam melakukan penjualan .Target on boarding UMKM ke platform digital ini bertujuan untuk mengoptimalkan potensi pertumbuhan ekonomi yang menjadi suatu potensi ekonomi yang sangat besar di Indonesia dan menjadikan fintech sebagai kontributor penting di dalam digitalisasi UMKM," ungkap Hary.
Pemerintah, ungkap Hary telah memiliki target sebesar 9 juta talenta digital untuk bisa merebut ekonomi digital. Dengan target pertahun 600 ribu, dimana Kementerian Kominfo berkontribusi sebanyak 200 ribu talenta digital pertahun.
"Jadi kami bekerja sama dengan ANT Group untuk melakukan pelatihan pelatihan di bidang bisnis digital khususnya bagaimana kita mengembangkan fintech ini dalam rangka untuk berkontribusi terhadap transaksi-transaksi yang dilakukan oleh UMKM," jelasnya.
Sekretaris Deputi bidang Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan dan Pemuda Kemenko PMK, Yohan berharap dengan pelatihan yang diselenggarakan oleh Kominfo ini diharapkan dapat membuka jejaring kepada seluruh alumni dan pemateri. "Membuka peluang para alumni ke pasar global, membuka akses permodalan dan akses kepada sarana dan prasarana di era serba digital ini," kata Yohan.
Hal senada juga disampaikan oleh Asdep Pembiayaan Kementerian Koperasi dan UKM, Edhi Kusdiyarwoko. Ia berharap pelatihan ini sebagai wadah untuk meningkatkan kewirausahaan digital.
Edhi mengungkapkan ekonomi digital di Indonesia terus tumbuh berkembang. "Ekonomi digital Indonesia diproyeksikan pada tahun 2030 adalah sebesar Rp4531 triliun, tahun 2020 saja Bank Indonesia sudah mencatat transaksi dari e-commerce itu mencapai Rp258 triliun dan nantinya pada tahun 2025 diproyeksikan kurang lebih Rp1800 triliun, angka ini adalah merupakan potensi yang terbesar di Indonesia dan di Asia Tenggara yang perlu dimanfaatkan," ucap Edhi.
Dalam penyelenggaraan program, Kementerian Kominfo juga melibatkan dukungan asosiasi lokal bidang fintech dan perbankan untuk mengajak anggotanya mengikuti kursus singkat teknologi keuangan ini seperti Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH), Asosiasi Fintech Pendanaan-bersama Indonesia (AFPI), Asosiasi Fintech Syariah Indonesia (AFSI), Asosiasi Layanan Urun Dana Indonesia (ALUDI), Asosiasi Indonesia Blockchain (ABI), Asosiasi Bank Syariah Indonesia (ASBISINDO), Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI), Perhimpunan Bank Umum Nasional (PERBANAS), Asosiasi E-commerce Indonesia (idEA).
Digital Entrepreneurship Academy (DEA) merupakan salah satu akademi dalam Program Digital Talent Scholarship yang bertujuan untuk mempersiapkan talenta digital untuk mempercepat transformasi digital Indonesia di bidang kewirausahaan digital dalam rangka meningkatkan ekonomi digital. Dengan target melatih 60.000 orang, pada 2022, pelatihan itu akan menciptakan wirausahawan digital baru, meningkatkan keterampilan wirausaha digital tingkat lanjut, dan mengembangkan wirausaha digital di desa-desa inklusif.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rena Laila Wuri
Editor: Lestari Ningsih