Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Sempat Bela Mati-Matian, Sekarang PDIP Kritik Heru Budi Habis-Habisan: Bikin Gaduh, Sangat-Sangat....

        Sempat Bela Mati-Matian, Sekarang PDIP Kritik Heru Budi Habis-Habisan: Bikin Gaduh, Sangat-Sangat.... Kredit Foto: Instagram/Heru Budi Hartono
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kritikan politisi PDIP kepada Pj Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono mulai tidak terbendung. Penyebabnya, banyak kebijakan yang dilakukan Pj malah membuat kegaduhan di masyarakat.

        Bahkan, kritik Ketua Fraksi PDIP, Gembong Warsono kepada Pj Gubernur DKI Jakarta itu disampaikan langsung kepada Heru Budi Hartono saat silaturahmi ke Fraksi PDIP DKI Jakarta.

        Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta mengkritisi kemampuan komunikasi publik Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta yang disebut kurang baik. 

        Baca Juga: Blak-blakan! Mantan Atasan Beberkan Sifat Asli Anies Baswedan: Orang yang Pandai Ngomong Tapi Kalau di Lapangan Big Zero!

        “Perlu saya sampaikan pada Pak Pj ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian Pak Pj. Pertama, yang menjadi kegelisahan fraksi PDIP soal komunikasi publik Pak Pj yang relatif lemah,” ujarnya, Senin (19/12).

        Komunikasi publik yang buruk tersebut, kata Gembong terbukti dengan banyaknya kegaduhan yang terjadi atas kebijakan-kebijakan yang diputuskannya belakangan ini.

        “Kebijakan yang dimunculkan Pak Pj menimbulkan kegaduhan,” katanya.

        Ia mencontohkan dengan kebijakan penetapan batas usia maksimal bagi pegawai Penyedia Jasa Lainnya Perorangan (PJLP) menjadi 56 tahun. Karena komunikasi publik Heru yang kurang baik, kebijakan tersebut jadinya malah membuat masyarakat gaduh.

        “Walaupun tujuan pak Pj adalah sesuai dengan aturan yang ada, sesuai dengan undang-undang, namun ini menimbulkan kegaduhan yang luar biasa. Ini rakyat kecil yang mengais rezeki di jalanan ibaratnya, di got-got, penyapu jalan merasa gelisah,” paparnya.

        Contoh lain dari kebijakan Heru yang bikin gaduh karena komunikasinya yang kurang baik adalah mengganti slogan Jakarta. Diketahui bahwa slogan itu berubah dari asalnya Maju Kotanya, Bahagia Warganya menjadi Sukses Jakarta untuk Indonesia.

        Gembong mengungkapkan bahwa masyarakat tidak mendapatkan penjelasan rinci soal penggantian kebijakan itu karena komunikasi publik yang buruk dari Heru.

        “Kami kemarin jadi bulan-bulanan juga sama awak media,” ucapnya.

        “Kami Fraksi PDIP menilai kebijakan pak Pj dalam hal ini sangat minus, sangat minus bukan sekadar minus,” tegasnya.

        Oleh karena itu, ia meminta agar eks Wali Kota Jakarta Utara itu memperbaiki komunikasinya. Anggota komisi A DPRD DKI itu juga meminta agar jajaran di bawah Heru mampu memberikan penjelasan soal kebijakan apapun agar tak menjadi pertanyaan masyarakat.

        “Artinya ke depan pak Pj menggerakkan seluruh potensi SKPD untuk bekerja sama bahu membahu apa yang disampaikan Pj harus mampu diterjemahkan oleh SKPD,” tandasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Lestari Ningsih

        Bagikan Artikel: