Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Cara Elegan Jokowi Tunjukkan Kebesaran Indonesia ke Negara Barat, Eropa Jadi Ngangguk!

        Cara Elegan Jokowi Tunjukkan Kebesaran Indonesia ke Negara Barat, Eropa Jadi Ngangguk! Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan tegas mempertahankan posisi Indonesia sebagai negara yang menolak tunduk pada aturan Barat, kata akademisi Ade Armando.

        Ketegasan Jokowi diperlihatkan ketika ia menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Peringatan 45 Tahun Hubungan ASEAN-Uni Eropa, yang digelar di Brussels, Belgia.

        Baca Juga: Menakar Jurus Jokowi Melawan 'Penjajah' yang Sok Ngatur Urusan Ekspor Indonesia, Sakti!

        "Dalam pidatonya, meskipun sempat mengapresiasi, Presiden Jokowi mengatakan bahwa kemitraan kita tidak semuanya baik-baik saja. Banyak perbedaan yang harus kita selesaikan," ujar Ade.

        Karena itu, kata Ade mengutip kalimat Jokowi, jika ingin Barat membangun sebuah kemitraan yang lebih baik maka kemitraan harus didasarkan pada kesetaraan, tidak boleh ada pemaksaan.

        "Tidak boleh lagi ada pihak yang selalu mendikte dan beranggapan bahwa my standard is better than yours, kata dia, meniru ucapan presiden.

        Presiden menegaskan pentingnya kemitraan ASEAN dan Uni Eropa yang didasarkan prinsip kesetaraan, saling menghormati, dan saling menguntungkan, harus berkontribusi pada pemulihan ekonomi yang inklusif.

        "Presiden Jokowi ingin dengan pembangunan yang inklusif dan bernilai tambah akan mendukung ketahan ekonomi dunia yang berkeadilan," tukasnya.

        Indonesia juga mengharapkan dukungan dari Uni Eropa untuk agenda prioritas Keketuaan Indonesia ASEAN 2023 dengan tema yang diusung “ASEAN Matters: Epicentrum of Growth”. Agenda prioritas Indonesia pada Keketuaan ASEAN 2023 antara lain recovery-rebuilding, digital transformation, dan sustainability. 

        Namun, Jokowi mengatakan masih terdapat banyak perbedaan yang menimbulkan tantangan antara kedua institusi regional kawasan itu. 

        Kemitraan yang dijalin antar dua organisasi internasional terbesar di dunia ini juga harus membangun masa depan yang hijau dan berkelanjutan.

        KTT ASEAN-Uni Eropa kali ini dihadiri oleh 7 Kepala Negara dari 9 Negara di kawasan ASEAN yang diundang (kecuali Myanmar), sedangkan dari pihak Uni Eropa dihadiri oleh 22 Kepala Negara dari 27 negara yang bergabung ke dalam Uni Eropa.

        Hubungan kemitraan ASEAN-Uni Eropa pertama kali dikukuhkan pada tahun 1977 dan dilembagakan setelah penandatanganan Perjanjian Kerja Sama ASEAN-EEC pada tanggal 7 Maret 1980.

        Pada tahun 2020, hubungan tersebut ditingkatkan menjadi Kemitraan Strategis.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Muhammad Syahrianto
        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: