Telak! Sibuk Ngeluh Merasa Terus Disalahkan Soal Pemilu, Demokrat Minta Jokowi Belajar dari SBY: Nggak Bakal Mampu Menyamai Prestasi SBY!
Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam acara HUT Partai Hanura sempat curhat bahwa pihak istana selalu disalahkan dengan dinamika politik yang terjadi termasuk soal gagalnya suatu koalisi partai di pemilu 2024 nanti.
Mengenai hal ini, Wasekjen DPP Partai Demokrat Renanda Bachtar meminta Jokowi dan istana fokus membenahi masalah ekonomi di Indonesia.
“Istana lebih baik fokus perbaiki ekonomi saja, perbaiki nasib rakyat banyak yang susah. Banyak rakyat jadi miskin, atau tambah miskin, karena pandemi, dan belum bisa pulih sampai dengan sekarang. Banyak jadi pengangguran sejak pandemi, dan masih menganggur sampai sekarang,” ujar Renanda dalam keterangan resmi yang diterima wartaekonomi.co.id, Kamis (22/12/22).
Renanda meminta Jokowi belajar dari kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang menurutnya mampu memperbaiki kondisi ekonomi Indonesia.
Jokowi menurut Renanda masioh punya PR besar terkait hal ini yang harus diselesaikan.
“Belajar dari era SBY, fokus mengurus nasib rakyat, perbaiki ekonomi, entaskan kemiskinan, turunkan angka pengangguran. Makanya di era SBY kemiskinan bisa turun 5,7 persen poin selama 10 tahun. Sedangkan di era Jokowi ini baru mampu menurunkan 1,04 persen poin di lima tahun pertama. Sedangkan ketika pandemi covid, malah melonjak kembali,” jelasnya.
Menurutnya masih ada waktu untuk Jokowi membenahi masalah-masalah tersebut, meski demikian ia mengaku ragu Jokowi bakal bisa menyamakan prestasi SBY.
“Masih ada waktu dua tahun. Jokowi dan kabinetnya kalau fokus bekerja untuk rakyat, bukan sibuk melanggengkan kekuasaan, mungkin ekonomi kita bisa membaik. Kemiskinan bisa turun, meski tidak bakal mampu menyamai prestasi SBY. Pengangguran pun bisa berkurang. Setidaknya, ada legacy positif yang ditinggalkan pemerintahan ini di bidang ekonomi untuk pemerintahan selanjutnya yang benar-benar dirasakan rakyat manfaatnya,” ungkapnya.
Ia pun meminta agar Jokowi dan istana tak perlu takut disalakan mengenai gejolak yang ada dalam perjalanan menju Pemilu 2024.
“Tak perlu Istana takut disalahkan, kecuali memang Istana merasa mencoba ikut-ikutan dalam mendorong atau menjegal koalisi atau capres-cawapres tertentu,” tegasnya.
Sebelumnya, Jokowi curhat kalau istana akan disalahkan jika ada suatu koalisi gagal terbentuk.
"Yang saya takutkan nanti kalau ada yang gagal koalisi. Gagal koalisi yang dituduh Istana lagi. Oh, Istana ini Istana. Padahal kita enggak ngerti koalisi kan antarpartai, yang ketemu kan antarketua partai," kata Jokowi dalam Peringatan HUT Partai Hanura yang diselenggarkan di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu (22/12/22).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Bayu Muhardianto