Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ekonomi Melemah, Bitcoin Digadang-Gadang Akan Punya Peran Baru! Benarkah Begitu?

        Ekonomi Melemah, Bitcoin Digadang-Gadang Akan Punya Peran Baru! Benarkah Begitu? Kredit Foto: Unsplash/Kanchanara
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Menjelang akhir tahun 2022 dan menyambut tahun 2023 yang telah dipandang sebagai tahun suram bagi perekonomian dunia akibar dari kenaikan suku bunga yang agresif, cryptocurrency terbesar dalam kapitalisasi pasar, Bitcoin (BTC), kini digadang akan memiliki peran baru dalam perdagangan global. Inilah seperti yang dituliskan oleh Joseph Bradley dalam sebuah rubrik opini Cointelegraph yang diunggah pada 23 Desember 2022.

        Dilansir dari Cointelegraph pada Senin (26/12/2022), paradigma baru akan muncul akibat dari berbagai kekacauan yang menyebabkan malapetaka di pasar global dan dalam upaya penyelematan diri dari kekacauan ini alternatif selain dolar pun diperlukan. Dalam hal ini transisi alternatif dapat terjadi.

        Baca Juga: Co-Founder Ethereum Ungkap Tiga Peluang Besar Kripto pada Tahun 2023, Apa Saja?

        Jika alternatif jangka pendek seperti biasa disarankan adalah emas, dalam jangka menengah hingga panjang aset digital seperti Bitcoin (BTC) bisa saja terjadi sebagai hasil dari perombakan perdangan pasar sehingga memungkingkan BTC memilii peran dalam paradigma yang baru sebagai alternatif selain dolar.

        Dasar dari paradigma baru dapat berawal dari berbagai kekacauan yang telah pasar global alami di tahun ini, mencakup pergolakan geopolitik Rusia-Ukraina, inflasi, rantai pasok yang terganggu, serta beban utang nasional yang berat. Dalam situasi tersebut hingga saat ini, dolar Amerika Serikat masih tetap berfungsi sebagai mata uang cadangan global. Namun jika dalam krisis moneter terjadi, mata uang cadangan global pun bisa menjadi lebih dari satu, tentu akan ada mata uang cadangan global selain dolar AS.

        Dalam hal ini, negara yang mencari penyelesaian cadangan mungkin akan mulai mengadopsi mata uang cadangan alternatif yang sesuai. Meski dalam hal pertukaran dolar AS masih menjadi yang terbesar sebagai mata uang cadangan, sebenarnya masih ada banyak mata uang cadangan lain di dunia. Di sini untuk menyelesaikan penawaran dan permintaan di tengah realitas geopolitik yang terjadi, BTC memiliki potensi untuk berfungsi sebagai mata uang cadangan yang berjalan paralel dengan mata uang cadangan lainnya.

        Mempertimbangkan pada dua tantangan utama ekonomi global yaitu kebutuhan akan sistem mata uang cadangan yang efisien, relatif apolitis, dan antirapuh serta meningkatkan kebutuhan akan input penting dari ekonomi global, membuat BTC digadang dapat menjadi bagian dari hierarki mata uang cadangan karena ukuran dan tingkat desentralisasi jaringannya, di mana BTC dianggap semakin kuat dan multifungsi dari hari ke hari.

        Mencari alternatif mata uang cadangan selain dolar, secara jangka pendek akan jatuh pada emas. Namun begitu, pergerakan menuju perdagangan berbasis BTC mulai terlihat jika realitas geopolitik baru akan muncul di mana rezim perdagangan global multipolar akan memberi jalan bagi aliansi baru antar negara, yang artinya mitra dagang baru akan membangun rute perdagangan baru dan kebijakan moneter sebagai metode pengungkit akan dicabut.

        Terkait dengan hal ini Bradley menuliskan, "Transisi akan kacau dan hasilnya tidak mungkin diprediksi. Tapi ada satu hal yang pasti: kami menyaksikan perombakan perdagangan global sekali seumur hidup. Sekarang adalah waktunya untuk memperhatikan tempat yang mungkin diambil Bitcoin dalam paradigma itu."

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Tri Nurdianti
        Editor: Lestari Ningsih

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: