Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Macam Nyindirin Rezim Jokowi, Anies Bicarakan Matinya Demokrasi: Jegal Lawan, Ganti Aturan...

        Macam Nyindirin Rezim Jokowi, Anies Bicarakan Matinya Demokrasi: Jegal Lawan, Ganti Aturan... Kredit Foto: Instagram/aniesbaswedan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Manuver dari Anies Baswedan kembali mendapatkan sorotan tajam menjelang pemilihan presiden pada tahun 2024.

        Dirinya diketahui menonton dokumenter akan bagaimana demokrasi perlahan mati yang dibuat sineas perempuan milenial dari Brazil, Petra Costa.

        Baca Juga: Dahsyatnya Banjir Semarang, Ganjar Semakin Diragukan Jadi Penerusnya Jokowi: Ngurus Jateng Aja...

        Anies Baswedan menjelaskan bagaimana alur cerita dari dokumenter tersebut yang diketahui terkait dengan adanya tuduhan korupsi.

        "Dokumenter ini bercerita tentang upaya penyingkiran terhadapnya melalui pengadilan yang kontroversial atas tuduhan korupsi, walau pada 2021 Mahkamah Agung membatalkan hukumannya. Kejatuhan Lula dan erosi demokrasi di Brazil membuka jalan bagi Jair Bolsonaro," jelasnya.

        Menurut Anies Baswedan, menonton dokumenter yang dibuat oleh Petra Costa, mengingatkan pada buku How Democracies Die.

        "Menonton dokumenter ini mengingatkan pada buku How Democracies Die, bahwa ada tiga tahap untuk melemahkan demokrasi secara perlahan dan tak disadari," cuit Anies, dikutip FAJAR.CO.ID, Senin (2/1/2023).

        Baca Juga: Banjir Semarang Tak Bikin Ganjar Dihujani Kritikan Tajam, Loyalis Anies: Coba Kalau Jakarta...

        "Pertama, “kuasai wasitnya”. Ganti para pemegang kekuasaan di lembaga negara netral dengan pendukung status quo. Kedua, “singkirkan pemain lawan”. Singkirkan lawan politik dengan cara kriminalisasi, suap, atau skandal. Ketiga, “ganti aturan mainnya”. Ubah peraturan negara untuk melegalkan penambahan dan pelanggengan kekuasaan," bebernya.

        "Pelemahan demokrasi secara perlahan seperti itu dapat sebabkan “shifting baseline syndrome”, yaitu perubahan secara bertahap dan perlahan hingga publik menjadi terbiasa dengan kondisi barunya yang sebenarnya buruk," jelas Anies.

        Baca Juga: Turut Senang Dengar Anies Diberi Nama Yohanes, Loyalis Ganjar: Kadrun Akhirnya Kena...

        "Kondisi yang penuh oleh praktik yang dulunya dipandang tidak normal dan tidak boleh dinormalkan dalam demokrasi, tapi karena perburukannya berlangsung perlahan maka tanpa disadari dianggap kewajaran baru," beber mantan Gubernur DKI Jakarta ini.

        Tak hanya itu, Anies juga menilai dari dokumenter yang dibuat sineas perempuan milenial dari Brazil itu, dunia belajar bahwa demokrasi tidak boleh “taken for granted”. "Dari dokumenter ini dunia belajar bahwa demokrasi tidak boleh “taken for granted”, tapi harus terus dirawat. Penyimpangan walau hanya kecil namun kontinyu terhadap etika dan praktik demokrasi akan menjadi lebar bila dibiarkan," urainya.

        Baca Juga: Turut Senang Dengar Anies Diberi Nama Yohanes, Loyalis Ganjar: Kadrun Akhirnya Kena...

        Anies juga salut kepada Petra Costa yang mengangkat tema penting tersebut. "Salut untuk Petra Costa yang mengangkat tema penting ini. Btw, sesudah menonton ini, saya janji sama Mikail, kita akan menonton Avatar 2 buat hiburan. :)" pungkas Anies Baswedan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: