Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Harga Pertamax Sudah Seharusnya Turun karena Tiga Faktor Ini

        Harga Pertamax Sudah Seharusnya Turun karena Tiga Faktor Ini Kredit Foto: Antara/Rony Muharrman
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pengamat Ekonomi dan Energi Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi mengatakan penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) dengan Research Octane Number (RON) di atas 92 memang sudah seharusnya dilakukan.

        "Untuk harga Pertamax ke atas, Pertamina harus menurunkan harga BBM tersebut," ujar Fahmy saat dikonfirmasi Warta Ekonomi, Rabu (4/1/2023).

        Fahmy menilai hal tersebut perlu dilakukan lantaran harga Pertamax ke atas ditetapkan berdasarkan harga pasar.

        Baca Juga: Setelah Pertamax, Pemerintah Harus Turunkan Harga Pertalite demi Perekonomian Indonesia

        Menurutnya, terdapat tiga faktor yang digunakan oleh PT Pertamina (Persero) dalam menetapkan harga Pertamax ke atas, yakni harga minyak dunia, inflasi, dan kurs rupiah terhadap dolar. 

        "Kalau mengacu pada harga minyak dunia yang cenderung turun hingga 79 dolar AS per barel dan inflasi rendah, sangat memungkinkan bagi Pertamina untuk menurunkan harga Pertamax ke atas," ujarnya.

        Diberitakan sebelumnya, harga bahan bakar minyak atau BBM jenis Pertamax dari Rp13.900 per liter menjadi Rp12.800 per liter mulai Selasa, 3 Januari 2023. Begitu pula dengan harga produk lain, seperti Pertamax Turbo dan Dexlite.

        Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menegaskan komitmen pemerintah yang tetap memberikan subsidi bagi masyarakat untuk jenis BBM khusus penugasan (JBKP) Pertalite dan jenis BBM tertentu (JBT) Solar subsidi. Melalui mekanisme subsidi dan kompensasi, Erick menyampaikan harga Pertalite tetap sebesar Rp10 ribu per liter dan Solar subsidi sebesar Rp6.800 per liter. 

        "Ini tentu berbeda dengan BBM nonsubsidi yang mengikuti tren harga pasar dan harga minyak mentah dunia. Untuk Pertalite dan Solar subsidi, pemerintah tetap berkomitmen untuk memberikan subsidi sehingga harganya tidak berubah," ujar Erick saat melakukan peninjauan di SPBU Pertamina 31.128.02 Jalan MT Haryono, Jakarta, Selasa (3/1/2023).

        Meski tak berubah, Erick menyebut harga Pertalite dan Solar subsidi sejatinya masih berada di bawah harga keekonomian. Pemberian subsidi, menurut Erick, menjadi bukti keberpihakan dan keseriusan pemerintah dalam membantu masyarakat dalam menatap tahun baru penuh optimisme.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Djati Waluyo
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: