Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Publik Tunjukkan Ketidakpuasan atas Kinerja Presiden Jokowi, Ternyata Ini Alasannya…

        Publik Tunjukkan Ketidakpuasan atas Kinerja Presiden Jokowi, Ternyata Ini Alasannya… Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Jelang berakhirnya masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ternyata terdapat beberapa golongan masyarakat yang kurang puas dengan kinerja mantan Gubernur DKI Jakarta. 

        Diketahui dalam survei, Indikator Politik, sebanyak 27,1 persen total responden mengaku tidak puas dengan kinerja Jokowi. 

        “Totalnya ada sekitar 27 persen yang tidak puas,” kata Direktur Eksekutif Indikator Politik, Burhanuddin Muhtadi dalam rilis survei yang dikutip melalui akun YouTube, Rabu (4/1/23).

        Baca Juga: Singgung Pihak yang 'Ngomporin' Jokowi, Anak Buah Surya Paloh Ogah Pusing Soal Isu Reshuffle Kabinet: Jangan Sampai Ada...

        Jumlah tersebut berasal dari 23,6 persen responden yang merasa kurang puas, dan 3,5 persen responden yang tidak puas sama sekali.

        Dalam paparan survei, total responden yang puas terhadap kinerja presiden sebesar 71,3 persen. 

        Burhanuddin kemudian menguraikan alasan responden tidak puas terhadap kinerja Jokowi. 

        “Alasan paling banyak karena harga kebutuhan pokok meningkat,” jelasnya.

        Lebih lanjut, responden yang tidak puas karena menganggap Presiden Jokowi kurang berpihak kepada rakyat kecil sebesar 7,5 persen. 

        Selain itu, ada responden yang menganggap kemiskinan tidak berkurang sebesar 5,3 persen. 

        Baca Juga: Singgung Pihak yang 'Ngomporin' Jokowi, Anak Buah Surya Paloh Ogah Pusing Soal Isu Reshuffle Kabinet: Jangan Sampai Ada...

        Lalu, kurangnya lapangan kerja atau banyaknya pengangguran juga menjadi alasan mengapa responden tak puas terhadap kinerja Jokowi.

        Survei terkini Indikator Politik Indonesia ini digelar pada 1-6 Desember 2022 dengan jumlah sampel sebanyak 1.220 orang yang dipilih secara acak melalui metode multistage random sampling.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty

        Bagikan Artikel: