Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        PDIP Teriak Kencang Soal Sistem Proporsional Tertutup, Fahri Hamzah Tegas: Ada Kemunduran Berpikir di Kalangan Elite

        PDIP Teriak Kencang Soal Sistem Proporsional Tertutup, Fahri Hamzah Tegas: Ada Kemunduran Berpikir di Kalangan Elite Kredit Foto: Instagram Fahri Hamzah
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PDIP keluarkan sikap yag berbeda dengan fraksi DPR RI lainnya dengan menjadi satu-satunya partai yang mendukung wacana pemilu dengan sistem proporsional tertutup.

        Menanggapi kemunculan wacana tersebut, Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah menuding bahwa ada kemunduran berpikir oleh para elit politik.

        "Elit kita ini ada kemunduran berpikir, ada ketidakmampuan membaca alur demokrasi kita jadi semacam kesasar, lost in the jungle," kata Fahri Hamzah dalam perbincangannya di Total Politik yang tayang Kamis (5/1/2023).

        Menurut Fahri Hamzah, Indonesia sudah melewati berbagai sejarah perjalanan demokrasi mulai dari sistem kerajaan hingga kini.

        Baca Juga: Anies Baswedan Presiden, Proyek Jokowi Auto Ditenggelamkan? Refly Harun Blak-blakan Tidak Setuju: Nggak Bisa Begitu!

        "Kita sadar mau jadi negara terbuka, mau memindahkan sistem daulat tuanku ke daulat rakyat. Jadi kesedaran kuat ini meletakan rakyat sebagai inti negara, rakyat lebih penting dari negara," imbuhnya.

        Fahri Hamzah menyebutkan bahwa mengembalikan pemilu ke sistem proporsional tertutup akan menjadikan Indonesia kembali ke demokrasi terpimpin seperti era Soekarno dan Soeharto di mana terlalu didominasi oleh struktur.

        "Makanya waktu MK putuskan yang dimaksud sistem proporsianal terbuka karena dominasi striktur dikurangi, mereka [partai] boleh mencalonkan tapi dipilihnya oleh rakyat," ungkap Fahri Hamzah.

        Baca Juga: Telak! Ganjar Pranowo Melampaui Anies Baswedan, Relawan Bangga: Gubernur Kampung Unggul Dibandingkan Gubernur Fasih Bahasa Inggris!

        Sistem pemilu tertutup menurut Fahri lebih menitiberatkan pada intitusi termasuk partai politik layaknya sistem komunisme.

        "[Sistem terbuka] unitnya pejabat, bukan [fokus] instusi kayak komunis atau demokrasi terpimpin itu," tuturnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Bayu Muhardianto

        Bagikan Artikel: