Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kondisi Ekonomi Dunia Brutal, Sri Mulyani: APBN 2023 Akan Digunakan dengan Prudent dan Fokus Identifikasi Risiko

        Kondisi Ekonomi Dunia Brutal, Sri Mulyani: APBN 2023 Akan Digunakan dengan Prudent dan Fokus Identifikasi Risiko Kredit Foto: Antara/POOL/Nyoman Budhiana
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Menteri Keuangan (Menkeu) Republik Indonesia Sri Mulyani menyatakan akan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023 secara hati-hati (prudent) yang juga berfokus dalam identifikasi risiko akibat buruknya kondisi ekonomi dunia.

        "Capital market kita walaupun tumbuhnya hanya 4% itu termasuk dari zona hijau yang sangat langka karena semua negara maju menyebut 2022 is the brutal year. Sebesar US$30 triliun valuasi capital market di Amerika Serikat hilang. Jadi, kami akan menggunakan APBN 2023 ini juga tetap dengan prudent namun juga fokus untuk mengidentifikasi risiko-risiko yang muncul di depan," ujar Sri Mulyani dalam acara Pertemuan Menteri Keuangan dengan Pemimpin Redaksi Media Massa, Jumat (6/1/2023), di Gedung AA Maramis, Jakarta Pusat.

        Baca Juga: Sri Mulyani Sebut Indonesia Punya Modal Baik Hadapi 2023

        Sri Mulyani menjabarkan, hal ini salah satunya diperlukan guna memitigasi kondisi kenaikan suku bunga yang terjadi akibat inflasi di beberapa wilayah dunia, seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Benua Eropa.

        "Kemudian kita juga lihat ada kenaikkan suku bunga yang terjadi di negara-negara maju karena infasi. Di Amerika Serikat, [inflasi] itu terburuk dalam 40 tahun terakhir. Di Eropa terburuk dalam 40 tahun terakhir. Inggris terburuk dalam lebih dari 30 tahun terakhir. Mereka menaikkan suku bunganya luar biasa, drastis dan sangat cepat. Ini menimbulkan gonjangan, istilahnya disedot uangnya itu kembali ke negara-negara maju," terangnya.

        Selain itu, Sri Mulyani juga menjelaskan Kementerian Keuangan sudah mempersiapkan perhitungan apabila terjadi normalisasi di beberapa harga komoditas, seperti batu bara dan CPO.

        "Kita juga sudah bahkan menghitung apabila harga komoditas terjadi normalisasi. Harga batu bara kan sekarang sangat tinggi dibandingkan rata-rata 30 tahun terakhir. CPO juga naik turunnya juga sangat tajam. Jadi, kita harus melihat bagaimana naik turunnya komoditas itu akan mempengaruhi ekonomi dan juga mempengaruhi APBN kita dan bagaimana meminimalkan gejolak volatilitas itu," katanya.

        Baca Juga: Subsidi Energi Digenjot Hingga Rp551,2 T Demi Jaga Harga Minyak, Sri Mulyani: Bukti Kerja Keras APBN

        Menkeu pun menegaskan bahwa APBN dapat menjadi jangkar menstabilkan ekonomi Tanah Air. 

        "Kalau APBN-nya tetap stabil dan kredibel, dia menjadi anchor atau jangkar untuk ekonomi tetap bisa stabil dan tumbuh atau pulih. Itu tugas kita," tegas Sri Mulyani.

        Penulis: Putu Rusta Adijaya

        Reportase: Muhamad Ihsan

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ayu Almas

        Bagikan Artikel: