Menteri Keuangan (Menkeu) Republik Indonesia Sri Mulyani menyebutkan Indonesia memiliki modal yang baik guna menghadapi tahun 2023. Hal ini terlihat dari pertumbuhan ekonomi Indonesia yang sudah di atas 2019 atau periode sebelum pandemi Covid-19.
"Untuk memberikan perspektif, output atau PDB Inggris belum melewati tahun 2019. Artinya, waktu 2019 jatuh, kemudian karena Covid, [pertumbuhan] 2021, 2022 sekarang belum sampe setinggi sebelum terjadinya Covid. Ini artinya belum semua negara itu guarantee sudah recover. Indonesia sudah 6,6% di atas 2019. Jadi, kita sudah recover, sudah ngelewatin tahun [sebelum Covid]. Dengan kondisi APBN yang relatif bagus momentum pemulihan masih kuat," terang Sri Mulyani dalam acara Pertemuan Menteri Keuangan dengan Pemimpin Redaksi Media Massa, Jumat (6/1/2023), di Gedung AA Maramis, Jakarta Pusat.
Baca Juga: Sri Mulyani Sampaikan Indikator Pemulihan Ekonomi Tumbuh Merata
Sri Mulyani pun menuturkan Indonesia akan menghadapi tantangan yang berbeda di 2023, seperti kenaikan suku bunga.
"Kami sangat menyadari jika tantangannya akan beda sekali di 2023. Tadi interest rate-nya akan mungkin naik masih beberapa kali lagi dan stay there sampai at least 2024. Itu berarti capital outflow tinggi dan a little bit longer," ujarnya.
Selain kenaikan suku bunga, Bendahara Negara ini juga menjelaskan kemungkinan resesi bagi ekonomi dunia sehingga Indonesia perlu rencana guna memitigasi hal ini.
"IMF [International Monetary Fund/Dana Moneter Internasional-red] baru saja mengeluarkan report, ekonomi dunia probabilitas masuk resesi. Berarti kita harus melihat mesin pertumbuhan [ekonomi] Indonesia yang tergantung kepada negara-negara yang akan masuk resesi itu harus bisa di-substitute dengan [negara] yang lain," ucap Sri Mulyani.
Sri Mulyani menjelaskan bahwa menjaga permintaan domestik, konsumsi, inflasi, serta investasi adalah beberapa cara yang dapat dilakukan guna menghadapi ancaman resesi.
"Makanya, domestic demand tetep harus penting. Consumption tetep baik. Inflasi tetap kita jaga. Investasi kita lihat cukup bagus. Bank-bank sudah mulai cairin kredit di mana tingkat pertumbuhan penyaluran kredit sudah tumbuh di 11%," katanya.
Penulis: Putu Rusta Adijaya
Reportase: Muhamad Ihsan
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ayu Almas
Tag Terkait:
Advertisement