Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Uhuk.. SBY Sentil Pihak yang Sibuk Mikirin Penerus di Akhir Masa Jabatan: Apa Dulu Saya Siapkan ABCD? Kan Tidak!

        Uhuk.. SBY Sentil Pihak yang Sibuk Mikirin Penerus di Akhir Masa Jabatan: Apa Dulu Saya Siapkan ABCD? Kan Tidak! Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyinggung adanya pihak tertentu yang terlalu memikirkan keberlanjutan pemimpin sebelum masa jabatannya habis. Hal ini diungkapnya saat kunjungan ke Purwokerto untuk mengawal tim voli LaVani miliknya.

        "Kalo saya, saya ini percaya bahwa akan lahir pemimpin-pemimpin baru di negeri ini. Saya gak percaya pemimpin itu harus dipersiapkan secara khusus oleh pihak-pihak tertentu," kata SBY seusai makan malam di Warunge Dewek, Kabupaten Banyumas, Rabu (11/1/2023) malam.

        Baca Juga: Partai Demokrat Bakal Kumpul Besar-besaran Termasuk dengan SBY Selama 3 Hari, Fix Bahas Pencapresan Anies-AHY?

        Menurutnya, di negara dengan menganut sistem demokrasi akan muncul sosok yang ingin menjadi pemimpin dengan sendirinya. Saat ini, SBY menyebut negara sudah terlalu jauh menyiapkan keberlanjutan pemimpin yang diinginkan oleh pihak tertentu.

        "Negara harus memberikan peluang dan ruang yang sama, yang adil tidak boleh negara masuk terlalu jauh sehingga menganggu fairness keadilan bagi siapapun yang akan mencalonkan," terang mantan presiden yang kesengsem dengan mendoan ini.

        Baca Juga: Alamak! Sebel Maksimalnya Megawati ke SBY Gak Nyangka Dipicu Hal Ini

        Sebagai seorang negarawan, ia beranggapan pemilu seharusnya milik rakyat. Dan negara tidak berhak untuk mencampuri terlalu jauh sosok yang saat ini sedang ingin berkompetisi, untuk meningkatakan kapabilitas dan elektabilitas.

        "Pemilu itu milik rakyat. Yang berdaulat rakyat. KPU sifatnya penyelanggara, jadi yang punya hajat rakyat Indonesia. Mereka punya hak memilih dan memilih," ujarnya.

        "Negara kita harus memberikan kesempatan kepada siapapun yang ingin menggunakan hak dipilih maupun memilh. Sehingga keseluruhan perangkat di negeri ini semua harus membikin pemilu berjalan jujur dan adil," lanjutnya.

        SBY mencontohkan ketika dirinya berada di penghujung masa jabatan pada saat itu. Ia tidak lantas mempersulit siapapun yang ingin mencalonkan diri menjadi calon presiden.

        Baca Juga: Disudutkan PDIP dalam Isu Reshuffle, NasDem Mulai Balas Dendam: Jokowi Saja Mangkrakkan Milik SBY

        "Kalau ditanya saya misalkan, apakah dulu waktu menjelang mengakhiri masa jabatan sebagai preseden jatuh tempo terus saya harus mempersiapkan abcd? Kan tidak. Ini pandangan saya, karena akan muncul dan lahir sendirinya. Biar mereka punya peluang yang sama, berkompetisi dengan baik dan aturan yang baik," tuturnya.

        Ia memandang regenerasi akan terjadi dengan sendirinya. Di negara demokrasi, akan lahir secara alamiah. Tak hanya di Indonesia saja, begitu juga dengan negara lain.

        Baca Juga: Diisukan Bakal Didepak dari Kabinet, Nasdem Melawan dan Mulai Bandingkan Kinerja Presiden Jokowi dengan SBY

        "Kalo partai yang pernah saya pimpin dan gagas, kami percaya kesinambungan keberlanjutan regenarasi tentu akan berjalan. Menjadi keniscayaan dalam demokrasi. Tidak berarti yang tua tidak punya hak maju lagi. Tetapi sebaliknya, yang muda diberi kesempatan. Akhirnya yang memilih rakyat, suara rakyat adalah suara tuhan. Kita terima siapapun yang akan dipilih rakyat," ungkapnya.

        Terakhir ia berpesan, negara yang baik mempersilahkan rakyat jadi tuan rumah di negaranya sendiri. Mereka akan memilih siapapun yang dianggap memiliki kapabilitas dan integteitas baik serta siap mengemban tugas.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ayu Almas

        Bagikan Artikel: