- Home
- /
- EkBis
- /
- Agribisnis
Mengenal Konsumsi Minyak Nabati di Negara dengan Populasi Penduduk Terbesar Dunia
Tiongkok (China) merupakan negara yang memiliki populasi penduduk terbesar di dunia, dengan jumlah penduduk mencapai 1,42 miliar jiwa pada tahun 2018. Implikasi dari kondisi demografi Tiongkok turut berdampak pada kebutuhannya, salah satu yakni kebutuhan minyak nabati. Negeri Tirai Bambu tersebut menjadi salah satu negara dengan konsumsi minyak nabati terbesar di dunia.
Berdasarkan data USDA yang dirangkum PASPI, konsumsi minyak nabati Tiongkok menunjukkan tren peningkatan dengan rata-rata sebesar 6 persen per tahun atau mengalami peningkatan dari 13,9 juta ton tahun 2001 menjadi 36,81 juta ton tahun 2018.
Baca Juga: Permentan 3 Tahun 2022 Percepat Proses Peremajaan Kebun Sawit
Rata-rata produksi minyak nabati Tiongkok yakni sebesar 19,43 juta ton, sedangkan rata-rata konsumsinya sebesar 26,73 juta ton. Artinya, Tiongkok hanya mampu memenuhi sebesar 73 persen kebutuhan konsumsi dari produksi minyak nabati domestiknya.
"Untuk menutupi kesenjangan antara produksi dan konsumsi, maka pemerintah China mengimpor minyak nabati. Pertumbuhan impor minyak nabati negara ini mencapai 12 persen per tahun," catat laporan PASPI.
Dalam sumber yang sama dicatatkan, minyak nabati yang diimpor oleh Tiongkok adalah minyak rapeseed, minyak kedelai, dan minyak bunga matahari. Meskipun ketiga minyak nabati tersebut diproduksi di dalam negeri, namun volume impor ketiga minyak nabati tersebut mengalami peningkatan.
Berdasarkan data USDA dalam laporan PASPI, selama periode tahun 2001-2018, impor minyak kedelai meningkat dari 68 ribu ton menjadi 549 ribu ton. Impor minyak rapeseed juga meningkat dari 49 juta ton menjadi 1,3 juta ton. Sementara itu, impor minyak bunga matahari juga meningkat dari 669 ribu ton menjadi 703 juta ton.
Sementara itu, minyak nabati yang paling banyak diimpor oleh Tiongkok adalah minyak sawit dengan pangsa sebesar 62 persen selama periode 2001-2018. Konsumsi minyak sawit Tiongkok yang besar seluruhnya berasal dari impor. Impor minyak sawit mengalami peningkatan secara konsisten dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 9 persen per tahun.
Baca Juga: Malaysia Ancam Hentikan Ekspor Minyak Sawit ke Uni Eropa, Ada Apa?
Data USDA dalam laporan PASPI mencatat, volume impor minyak sawit meningkat dari 1,52 juta ton menjadi 5,33 juta ton selama periode tersebut. Meskipun volume impor minyak sawit merupakan yang terbesar dibandingkan minyak nabati lainnya dengan laju impor yang terus meningkat, namun terjadi penurunan pangsa impor yakni dari 76 persen tahun 2001 menjadi 62 persen tahun 2018.
"Penurunan pangsa impor minyak sawit ini diduga dipengaruhi oleh kebijakan minyak nabati yang diterapkan oleh China. Kebijakan proteksi impor minyak nabati yang diberlakukan China adalah kebijakan promosi produksi domestik dan proteksi impor. Selain itu, semakin terdiversifikasinya minyak nabati yang diimpor oleh China dengan pangsa yang terus meningkat," catat laporan PASPI.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Ayu Almas