Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        SKK Migas: Lifting Minyak 2022 Tak Capai Target APBN

        SKK Migas: Lifting Minyak 2022 Tak Capai Target APBN Kredit Foto: SKK Migas
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat realisasi lifting minyak pada 2022 mencapai 612.300 barel oil per day (BPOD).

        Capaian tersebut lebih rendah dibandingkan realisasi lifting minyak 2021 yang mencapai 660.300 BOPD. Begitu pula jika dibandingkan target lifting minyak 2022 yang direncanakan 703.000 BOPD.

        "(lifting minyak) mencapai 612 ribu BOPD dan itu adalah 93 persen dari tahun lalu atau 87 persen dari APBN," ujar Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dalam konferensi pers virtual, Rabu (17/1/2023).

        Baca Juga: SKK Migas Bersama Medco Berhasil Temukan Cadangan Gas Baru

        Dwi mengatakan pada 2022 salur gas tercapai sebesar 5.347 Million Standard Cubic Feet per Day (mmscfd) atau juta standar kaki kubik per hari. Angka ini juga lebih rendah dibandingkan realisasi 2021 yang tercatat 5.505 mmscfd dan juga di bawah target 2022 sebesar 5.800 mmscfd.

        "Salur gas mencapai 5347 juta kubik per hari, atau 5,3 bscfd, atau 92 persen dari target APBN dan 97 persen dari capaian tahun lalu," ujarnya.

        Sementara itu, untuk penerimaan negara dari sektor hulu migas di sepanjang 2022 lalu mencapai US$18,19 miliar atau sekitar Rp272,85 triliun (kurs Rp15.000 per dolar AS). Capaian tersebut masih di atas target, baik yang tertera dalam APBN 2022 maupun APBN perubahan (APBN-P).

        "Penerimaan negara mencapai US$18,19 miliar dari target aslinya US$9,95 miliar, dan di APBN-P kalau enggak salah di angka US$15 miliar, " ungkapnya.

        Lanjutnya, pemasukan investasi untuk sektor hulu migas di sepanjang tahun lalu masih belum mencapai target 100 persen, meski begitu ia meyakini Indonesia masih jadi salah satu negara yang diincar oleh investor global untuk menanamkan modalnya.

        "Investasi mencapai US$12,3 miliar dari target US$13,2 miliar atau 93 persen, tapi sudah meningkat 13 persen dibanding tahun sebelumnya. Ini dibandingkan dengan dunia yang tumbuh 4 persen, maka Indonesia menjadi negara yang masih sangat menarik untuk investor, dengan kenaikan investasi yang jauh lebih baik daripada rata-rata global," ucapnya.

        Sedangkan rasio penggantian cadangan migas atau Reserves Replacement Ratio (RRR) tembus realisasi 156 persen dari yang direncanakan.

        "Ini disebabkan karena selesainya berbagai land of development. Jadi, cadangan yang tadinya sudah ditemukan sudah bisa dimonetisasi," tutupnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Djati Waluyo
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: